I’TIKAF : JUMPA LAILATUL QADAR

Oleh : Kyai Ageng Khalifatullah Malikaz Zaman

Tak bisa kita pungkiri, keadaan sebagian besar umat Islam saat ini begitu memprihatinkan. Di hadapan musuh-musuh mereka, umat ini terus mengalami kekalahan, ketertinggalan dan Penindasan. Padahal, setiap Ramadhan, Allah memberi PELUANG yang ISTIMEWA untuk mengubah KUALITAS HIDUP mereka.

Namun sayangnya, kesempatan untuk mendapatkan Rahmat, Keberkahan dan KEMULIYAAN itu selalu Disia-siakanSehingga setiap Ramadhan mereka hanya mendapatkan haus dan lapar. Padahal kita sudah diberi peringatan keras oleh Nabi Muhammad SAW. “Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. Ath Thabrani).

Adanya Rahmat Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang kepada hamba-hamba-Nya menuntut disyari’atkannya puasa bagi mereka yang dapat menyingkirkan ketamakan hati dari gejolak hawa nafsu yang menjadi perintang bagi perjalanan menuju Allah.

Dia mensyari’atkan puasa sesuai dengan kemaslahatan, dimana akan memberi manfaat kepada hamba-Nya di dunia dan akhirat, serta tidak mencelakakannya dan juga tidak memutuskan dirinya dari kepentingan duniawi dan ukhrawinya.

Allah Azza wa Jalla juga mensyari’atkan I’TIKAF bagi mereka, yang maksud dan tujuannya adalah untuk memantapkan keteguhan hati kepada Allah Azza wa Jalla semata. Dalam I’tikaf, kita semakin membulatkan tekad hanya kepada Allah, berserah diri kepada-Nya dan hanya menyibukkan diri beribadah kepada Allah SWT.

Kita menempatkan DZIKIR, CINTA, dan MENGHADAPKAN Jiwa Raga kepada-Nya di dalam keinginan dan lintasan-lintasan hati, sehingga semua itu menguasai perhatiannya.

Selanjutnya, keinginan dan detak hati hanya tertuju kepada zikir kepada-Nya serta tafakkur untuk mendapatkan keridhaan-Nya serta mengerjakan apa yang mendekatkan diri kepada-Nya, sehingga keakrabannya hanya kepada Allah, sebagai ganti dari ke-akrabannya terhadap manusia.

Sungguh sangat merugi orang yang melewatkan ganjaran yang begitu melimpah dari I’tikaf yang dia lakukan.

Pada sepertiga terakhir dari bulan yang penuh berkah ini terdapat malam Lailatul Qadar, suatu malam yang dimuliakan oleh Allah melebihi malam-malam lainnya. Di antara kemuliaan malam tersebut adalah Allah mensifatinya dengan malam yang penuh keberkahan. “Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.”(QS. Al Qadar : 3-5)

Dalam kaitan Menjemput Lailatul Qadr itu, Kami Dari Dewan Kemakmuran Masjid Baiturrahman, Cikarang, Jawa Barat, Siap Memfasilitasi, Melayani serta membimbing Anda selama I'tikaf dalam bimbingan Para Kyai, Ulama, Ustadz dan Konsultan Spiritual yang sudah BERPENGALAMAN. Kenyaman Jamaah dalam I'tikaf Prioritas Pelayanan Kami.

Marilah kita berhenti sejenak dari berbagai kesibukan dunia  agar kita bisa MEMERIKSA dan MELATIH Diri (Riyadhatun Nafs) serta melakukan Refleksi Diri, Perenungan Diri dalam kesunyian dan kesendirian di Bilik I’TIKAF.

Mari kita renungkan pesan yang disampaikan dalam slide berikut ini. (Slide 4)

Satu hal yang penting dan perlu kita renungkan adalah, “Sudahkah Puasa kita selama ini Mengubah Nasib Ekonomi dan Keuangan serta Politik Umat Islam?”

Jika sudah, maka bersyukurlah, jika belum, Insya Allah masih ada waktu untuk melakukan Transformasi Diri selama kita I’tikaf.

I'TIKAF merupakan sarana yang tepat untuk MUSAHABAH dan MENATA ULANG Arah dan Strategi Perjuangan kita, khususnya dalam upaya kita Membela Kaum tertindas, Menhyantuni Yatim dan Dhu’afa serta memberdayakan masyarakat yang termarjinalkan dalam pembangunan.

Marilah Kita MENEPI sejenak. Semoga selama I'tikaf yang penuh berkah kita mendapat Pencerahan-Nya. Sehingga kita bisa Merumuskan Garis-garis Besar Haluan Perjuangan kita di jalan Allah lengkap dengan Strategi dan taktik dalam bimbingan Allah.

Bismillah, berikut ini kami berbagi catatan dari hasil pengamatan dan penelitian serta pengalaman kami tentang Hikmah I’TIKAF, antara lain :

  1. Semakin mengenal Potensi Diri,
  2. Muraqabah (Merasakan Kehadiran Allah),
  3. Memulihkan kesehatan,
  4. Mengendorkan ketegangan jiwa,
  5. Menajamkan fungsi indrawi dan intuisi,
  6. Meningkatkan kemampuan kontrol diri,
  7. Memperlambat proses penuaan.

Semoga seluruh amalan ibadah kita dalam I’tikaf bukan hanya menjadi kendaraan atau kunci masuk syurga, namun yang tidak kalah pentingnya adalah untuk menjadi mesin atau penggerak transformasi hidup dan prilaku.

JANGAN sampai kita kalah oleh Ular yang BERUBAH menjadi ular dengan kulit yang baru setelah berdiam diri selama 100 hari.

Ayam betina pun berdiam diri setiap kali mengerami telurnya. Dengan berdiam diri suhu badan ayam akan meningkat sehingga telur yang dierami dapat menetas menjadi anak-anak ayam.

Ulat adalah hewan yang mengalami metamorfosis. Dalam proses metamorfosis ulat berdiam diri dalam kepompongnya, kemudian berubah menjadi kupu-kupu yang indah bisa terbang kian kemari.

Bagaimanakah dengan diri kita?

Dari beberapa model berdiam diri hewan tersebut di atas, nampaknya kita bisa mengambil pelajaran berharga dari diamnya ulat menjadi kupu-kupu.

Dalam istilah zoologi proses perubahan ini dinamakan metamorfosis sempurna dimana suatu hewan berubah secara revolusioner dan sama sekali berbeda dari sebelumnya baik bentuk fisik, makanan maupun habitatnya.

Selama I’TIKAF, manusia mengalami apa yang disebut “Transformasi Eksistensial” dari keterikatan kepada dunia material menuju kebebasan dunia spiritual.

Nenek Moyang Kita Bertapa Untuk Mendapatkan Energi Baru

Karena itulah nenek moyang, orang Nusantara, di masa lalu pergi bertapa atau menyepi Untuk Mendapatkan Energi Baru. Dalam sepi, Beliau-beliau itu merenung apa yang telah dimiliki dan apa yang tidak dimiliki. Dalam renungan itulah meningkatnya rasa syukur dan ikhlas.

Saat menyepi itu, Nenek Moyang kita Melakukan meditasi atau semedi, untuk membantu menenangkan otak, menurunkan stres, mengurangi kecemasan, dan meningkatkan rentang pusat perhatian.

Meditasi, juga menajamkan fungsi indrawi dan intuisi serta meningkatkan daya cipta. Sehingga terjadilah “Transformasi Eksistensial”, selama masa menyepi itu.

Selesai bertapa, Nenek Moyang kita berubah menjadi Manusia Baru yang lebih Unggul, Berhati Teduh serta  Berkepribadian Luhur dan Bijaksana.

Demikian pulalah kita di masa kini, dalam dunia yang penuh hiruk-pikuk dan masalah ini, kita Perlu I’tikaf. Pasalnya, kita membutuhkan waktu dan ruang untuk menumbuhkan kekuatan spiritualitas kita.

Sehingga bangkitlah moralitas murni, kebijaksanaan, konsentrasi tunggal dan wawasan agar nantinya bisa Transformasikan ke dalam realitas untuk menjawab dan menyelesaikan berbagai Problematika hidup dan kemanusiaan.

Kita harus Bertransformasi dari dominasi kefanaan menuju keabadian, dari kelamnya reruntuhan alam semesta menuju kecemerlangan cahaya Ilahiyah yang luas membentang dibalut sifat Jalaliyyah (keagungan) dan Jamaliyyah (keindahan)-Nya.

Jadi bertransformasi Dari jiwa "ulat" yang terbatas kepada jiwa "kupu-kupu" yang terbang bebas menembus cakrawala dan memancarkan pesona keindahan.

Sehingga melalui puasa Ramadhan ini terjadi proses Transformasi dari masyarakat yang “TERTINGGAL” kepada Umat yang BERKEMAJUAN, yakni Masyarakat Sejahtera lahir batin.

Mereka yang mengalami Transformasi Diri selama Ramadhan itulah, satu diantara tanda orang orang yang berjumpa dengan Lailatul Qadar.

Manakala Lailatul Qadr adalah anugerah yang utama, maka hikmah yang terkandung di dalamnya tentu mengiringi, seperti anugerah-anugerah yang lain.

Siapa yang mendapatkannya pasti akan mendapatkan Peningkatan Hidup yang Luar Biasa.

Insya Allah, bila kita merasakan ketujuh hal dibawah ini, maka kemungkinan besar Lailatul Qadar telah kita temui.

  1. Udara dan suasana pagi tampak damai dan tenang.
  2. Keesokan harinya, sinar matahari tampak cerah namun teduh.
  3. Malamnya terang, tidak dingin, tidak berawan, tidak panas.
  4. Suasana ibadah terasa nyaman dan damai.
  5. Mendapat Hikmah ketika Membaca Al-Qur’an.
  6. Merasakan Nikmatnya Shalat, Zikir dan Berdo’a.
  7. Terbuka Hijab antara kita dengan Allah.

Semoga dengan ibadah-ibadah yang kita lakukan selama I’tikaf diharapkan hidup kita menjadi lebih baik dan benar-benar merasakan Kehadiran Allah dalam setiap gerak dan langkah.

Demikianlah uraian singkat yang dapat saya sampaikan dalam upaya berbagi pengalaman tentang I’tikaf Jumpa Lailatul Qadar

Semoga para Ikhwan dan Akhwat Majelis Dakwah Al-Hikmah dan para hadirin yang hadir dalam Webinar kita sore ini dapat merasakan dahsyatnya manfaat Berjumpa Lailatul  dalam Itikaf kita di Bulan Ramadhan ini. Sehingga dapat mengubah kualitas hidup kita menjadi lebih baik lagi.

Semoga Allah Melindungi kita semua dan senantiasa memberi Petunjuk dan bimbingan dalam upaya kita berjihad di jalan-Nya.

Aamiin Yaa Rabbal ‘Alamiin

Wa Billahi Taufiq wal Hidayah

Wa a'fu Minkum

Wassalamu'alaikum. Wr.Wb.

 

Silakan Kunjungi, Subscribe, Like dan Share Link Majelis Dakwah Al-Hikmah :

PELIHARA NAFSU SEBAGAI KEKUATAN PERUBAHAN : https://youtu.be/6AlYex1iK-Y

MENGENAL DIRI SEJATI : https://youtu.be/naWn8a4E__s

Bagaimana Menyelesaikan Masalah Dengan Cara Spiritual???: https://youtu.be/KcPmAjjHf2U

AMPUHYA TERAPI SPIRITUAL : https://youtu.be/hIVC2JTxGyo

Shalat Menyehatkan : https://youtu.be/rXHFyrVyU4s

Zikir Menyembuhkan : https://youtu.be/S4DzPPW2kno

Do'a Yang Menyembuhkan : https://youtu.be/s_IRVoffS_8

Ruqyah dengan Wirid Al Hasyr: https://youtu.be/Pw7Qq3MGDFY

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama