Puasa : Menata Harmoni Kehidupan

Oleh : Kyai Ageng Khalifatullah Malikaz Zaman

Masyarakat Indonesia yang berasal dari berbagai latar belakang budaya serta suku bangsa diharuskan untuk senantiasa hidup harmoni. Karena itu, perlu kita sadari bersama bahwa kehidupan kita di Bumi Nusantara ini tidak akan merasakan kedamaian yang sejati bila tidak ada Keharmonisan.

Ada banyak contoh dan isyarat alam yang memberikan kita akan pemahaman arti penting harmoni kehidupan. Yah….Harmoni kehidupan, itulah cikal dari keindahan hidup  manusia dan lingkungan.

Nah, sehubungan dengan hal itulah, dalam webinar malam minggu lalu, Majelis Dakwah Al-Hikmah (MDA) melakukan kajian bersama tentang  PUASA sebagai Titik Balik (Turning Point) dalam MENATA Ulang HARMONI KEHIDUPAN kita. Kajian itu dilaksanakan dalam upaya Silih Asih, Silih Asuh dan Silih Asah, antara sesama Ikhwan dan Akhwat MDA dan seluruh peserta yang hadir dalam acara tersebut, sekaligus untuk mempersiapkan diri menyambut kehadiran Bulan Ramadhan.

Sebagaimana kita sudah ketahui Bersama, Insya Allah beberapa hari lagi kita akan melaksanakan Shaum Ramadhan. Semoga Allah memberi kita perlindungan dan kesehatan serta rezeki yang berkah. Semoga kita bisa memasuki bulan Ramadhan dengan Ceria dan penuh Semangat.

Puasa Ramadhan adalah sangatlah Efektif sebagai upaya melakukan Reharmonisasi  kehidupan dari hiruk pikuk krisis modernitas, jepitan pandemi covid-19 dan berbagai problema kehidupan yang kita hadapi akibat resesi ekonomi yang melanda negara kita.

Puasa adalah momentum yang tepat bagi kita untuk mengembalikan jati diri kita ke watak dasar dirinya yang fitrah sebagai “Insan Kamil”.

Insan yang Mengenali Allah Sang Pencipta, memahami makna dan tujuan kehidupan dirinya. Insan yang sadar akan  Tanggung Jawab dan Tugasnya sebagai Khalifah Allah, terutama di Bumi Nusantara ini.

Reharmonisasi   itu dimulai dari diri sang Muslim, secara individual dan kolektif, sehingga terjadi proses Tranformasi kesalehan dalam berbagai dimensi kehidupan.

Pemaknaan dan pemungsian Puasa dalam proses Reharmonisasi  dan transformasi kesalehan dalam konteks harmoni kehidupan  itu, tentu saja menuntut Reaktualisasi dari pandangan normatif Puasa sebagai rukun normal (Ritual) kepada Fungsionalisasi esensial yang bersifat Objektif atas nilai-nilai Ketaqwaan dalam keseluruhan kehidupan kemanusiaan. Sebagaimana tujuan-tujuan utama Puasa yang ditegaskan Allah dalam firman-Nya

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al Baqarah : 183).

Bila kita cermati, kewajiban berpuasa dalam kandungan ayat ini tanpa menyebut siapa yang mewajibkannya. Oleh karenanya, seandainya bukan Allah SWT yang mewajibkan untuk berpuasa, maka manusia sendiri akan melaksanakannya setelah mengetahui besarnya manfaat dari puasa.

Sebagaimana kita ketahui, sebelum Islam datang, Nenek Moyang kita, masyarakat Nusantara ini sudah terbiasa puasa. Bahkan, dari beragam puasa ada yang masih dilakukan hingga sekarang.

Karena itulah, ada yang menafsirkan bahwa Sumpah Palapa atau hamukti palapa yang diucapkan  Gajah Mada, sesungguhnya Sang Patih Majapahit itu tengah bernazar akan melakukan puasa mutih demi tercapai cita-citanya menyatukan Nusantara.

Jadi, Hamukti Palapa sesungguhnya Puasa Mutih, yakni berpuasa dengan berbuka hanya makan nasi saja, tanpa lauk, tanpa perasa dan santan.

Dengan demikian, PUASA di Indonesia kali ini tidak saja dimaknai sebagai kewajiban Agama, tetapi juga menjadi momentum untuk kembali kepada Budaya dan Kearifan Luhur Nusantara.

Suasana Ramadhan sangat Kondusif untuk merekatkan kembali ikatan persaudaraan dan persahabatan dalam Merawat Kebhinekaan Indonesia. Misalnya, melalui acara buka puasa Bersama, kita berusaha merajut kembali tali silaturahim, keakraban maupun kekerabatan yang selama ini terasa kurang Harmonis.

Sekalipun tentu saja kita harus memperhatikan dan mematuhi Protokol Kesehatan dalam melaksanakannya.

Ramadhan dapat menghadirkan suasana tenang dan kepedulian. Terasa tenang karena semua orang muslim diwajibkan berpuasa di hari dan waktu yang sama selama bulan Ramadhan. Rasa kepedulian dan kedekatan antara sesama sangat menyentuh di bulan Ramadhan karena sedang melakukan terapi diri dan merasakan kepedihan yang dialami orang lain.

Puasa mengajarkan untuk meninggalkan nikmat yang diterima menuju kepada Dzat Yang Maha memberi nikmat. Puasa adalah cara  Allah SWT untuk menyetarakan dan memaksa kepada umat Islam untuk merasakan pedihnya lapar. Sehingga Puasa dapat melahirkan tenggang rasa antar sesama dan meningkatkan Kepedulian Kita.

Karena itulah, selama Ramadhan ini, marilah kita tingkatkan kepedulian social kita dengan berbagai Kasih Sayang bersama Yatim dan Dhu’afa.

Santunan Yatim dan Dhu’afa adalah perwujudan kepedulian sosial kita. Sekaligus sebagai upaya kita dalam menarik simpati Langit.

Semoga Allah SWT berkenan menurunkan rahmatdan Berkah-Nya untuk kita semua dan mengangkat Pandemi Covid-19 dan Resesi Ekomi dari Bumi Nusantara ini.

Puasa :Latihan Kendali Diri

Imsak adalah satu diantara arti penting Shiyam Ramadhan yaitu menahan diri atau mengendalikan diri. Kemampuan  pengendalian diri (self control) itu  penting sekali dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kecerdasan emosional (emotional quotient).

Jika seseorang atau kelompok masyarakat tidak memiliki kemampuan mengendalikan diri, maka emosi negatif dan  destruktif yang muncul.

Sementara secara natural kehidupan itu membutuhkan harmoni, ketenangan,  kedamaian dan kebahagiaan. Karena itu pikiran, perasaan,  ujaran, tindakan dan habit yang sehat dan positif menjadi syarat utama.

Jadi, hidup yang sehat itu memiliki kecerdasan emosional yang dibuktikan melalui pengendalikan diri (Imsak) dalam pengertian yang luas.

Dengan cara ini maka sistim kehidupan yang dibangun tidak akan memberikan ruang bagi tumbuhnya keburukan,  kebusukan dan kejahatan (su',  fahsya’, dan munkar).

Kontrol diri merupakan aspek yang penting dalam kesehatan mental. Kemampuan mengendalikan diri sendiri merupakan indikasi utama sehat tidaknya kehidupan psikologi seseorang.

Orang yang sehat secara kejiwaan akan memiliki tingkat kemampuan kontrol diri yang baik, sehingga terhindar dari berbagai gangguan jiwa ringan apalagi yang berat.

Insya Allah, kontrol diri yang kuat juga membantu seseorang hidup lebih lama. Hal itu terjadi karena kontrol diri sangat berperan dalam mendisiplinkan diri untuk tetap konsisten melakukan perilaku atau pilihan hidup yang sehat.

Nah, dalam inilah Relevansinya Puasa Sebagai Turning Point kita dalam Menata Harmoni Kehidupan. Selama satu bulan penuh, kita dilatih untuk mengatur makan dengan benar, meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah.

Saat puasa, kita merasakan keadaan di mana harus menunda keinginan untuk melakukan hal-hal yang biasa dilakukan, seperti makan, minum, gosip, mengumpat, atau ekspresi marah lainnya. Proses menahan diri itu pun dapat menyebabkan munculnya perasaan kesal, stres, atau tidak sabar.

Akan tetapi, puasa melatih kita untuk mengendalikan keadaan tersebut dengan lebih baik dan membuatnya menjadi hal yang biasa. Kita tidak semudah itu untuk mengekspresikan amarah, tidak semudah itu untuk langsung mengonsumsi makanan atau minuman yang diinginkan.

Ketika berhasil mengendalikan diri, ada beberapa pengaruh baik yang dapat kita rasakan antara lain:

  1. Lebih menghargai diri, 
  2. Pandai mensyukuri keadaan, 
  3. Menambah ketajaman mata batin, 
  4. Meningkatkan kemampuan mengendalikan emosi, 
  5. Dapat menikmati kesenangan secara sederhana.

Pengaruh-pengaruh baik ini dapat dirasakan setelah kita menyadari bahwa ternyata kita mampu menghadapi kesulitan atau ketidaknyamanan yang dirasakan saat berpuasa. Kita seperti mengapresiasi diri sendiri karena telah berhasil untuk bertahan hingga waktu berbuka tiba.

Demikianlah uraian singkat yang dapat saya sampaikan dalam upaya berbagi pengalaman tentang Puasa: Menata Harmoni Kehidupan

Semoga para Ikhwan dan Akhwat Majelis Dakwah Al-Hikmah dan para hadirin yang hadir dalam Webinar kita malam ini dapat merasakan dahsyatnya khasiat Puasa dalam hidup. Sehingga dapat mengubah kualitas hidup kita menjadi lebih baik lagi.

Semoga Allah Melindungi kita semua dan senantiasa memberi Petunjuk dalam upaya kita berjihad di jalan-Nya dalam membela Kaum tertindas, Menyantuni Yatim dan Dhu’afa serta Memberdayakan masyarakat yang termarjinalkan dalam pembangunan.

Aamiin Yaa Rabbal ‘Alamiin

Wa Billahi Taufiq wal Hidayah

Wa a'fu Minkum

Wassalamu'alaikum. Wr.Wb.


Silakan Kunjungi, Subscribe, Like dan Share Link MDA CARE Hotline :

Puasa : Menata Harmoni Kehidupan : https://youtu.be/qAX79cZUZvY

Shalat Menyehatkan : https://youtu.be/rXHFyrVyU4s

Zikir Menyembuhkan : https://youtu.be/S4DzPPW2kno

Do'a Yang Menyembuhkan : https://youtu.be/s_IRVoffS_8

Dahsyatnya Kekuatan Iman Mengubah Hidup Kita : https://youtu.be/lVUMES9nhMY

Mengenal Diri Sejati : https://youtu.be/lVUMES9nhMY

Qur’anic Healing : http://www.mdacare.id/2021/01/sembuh-tanpa-obat-dahsyatnya-quranic.html

Contact Person :

Suhu Rosi Wibawa, S.Kom – 089505793048

Amel Zamri, SE – 087744099105

Nita Yuliana – 085210132089

 

 

 

 

 

1 Komentar

  1. youtube :: videoslot » youtube :: youtube :: videol
    youtube :: videoslot » youtube :: videoslot » best youtube to mp3 converter app youtube :: videol Videoslot » youtube » youtube :: videoslot » youtube :: videoslot » youtube :: videoslot » youtube :: videoslot » youtube ::

    BalasHapus

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama