Pasrah Diri Adalah Solusi

Oleh : Kyai Ageng Khalifatullah Malikaz Zaman

Membahas liku-liku kehidupan memang selalu menarik. Pasalnya, Drama kehidupan di dunia, terutama di bumi Nusantara ini, penuh dengan misteri dan penuh dengan keajaiban.

Setiap hari kita terlibat dalam suatu keajaiban yang bahkan pikiran kita gak mampu menembusnya. Keajaiban dunia yang tak bisa dterima dengan akal sehat memaksa kita untuk belajar dan memahami diri kita sendiri dalam kehidupan sehari-hari yang lebih baik.

Satu diantaranya mengenai finansial atau keuangan. Agar keuangan mencapai financial freedom, terkadang pasangan suami istri harus berusaha keras untuk mendapat pemasukan yang stabil.

Namun, untung tak dapat diraih, malang sekejap mata, tak bisa dinafikan,  adanya pandemi Covid-19 yang sudah setahun mewabah di Indonesia tentu membuat banyak kegiatan harus terputus, salah satunya kegiatan ekonomi dan pelaku usaha yang semakin sulit mendapatkan pemasukan.

Tentu saja dalam menghadapi krisis ekonomi akibat pandemi, setiap orang khususnya orangtua yang sudah memiliki anak harus lebih cerdas dalam mengelola keuangan. Selain untuk mempertahankan kemampuan finansial sampai pandemi berakhir, mengelola keuangan dengan baik juga bermanfaat untuk masa depan buah hati kita.

Sehubungan dengan hal itulah, mari kita kaji bersama, “Apakah unsur terpenting dalam hidup sebagai manusia agar kita mampu mengatasi krisis dalam kehidupan ini?”

Namun demikian, seiring dengan itu, perlu kita sadari bahwa apapun Persoalan yang membelit kita hari ini. Seperti apapun situasi dan Kondisi yang kita Hadapi. Ketahuilah bahwa kesemuanya itu adalah Surat Cinta dari Allah kepada kita Semua.

Saat kita dicintai seseorang, maka kita akan menguji orang tersebut, apakah benar mencintai kita atau cintanya palsu? Begitu juga dengan Allah. Setiap masalah yang Allah beri pada hamba pilihan-Nya adalah tanda bahwa Allah ingin melihat bukti cinta dari hamba-Nya.

Hal tersebut dijelaskan dalam Sabda Nabi Saw. Sebagaimana dapat kita simak dalam slide berikut ini. “Jika Allah mencintai suatu kaum maka mereka akan diuji” (HR. Ath-Thabrani).

Jadi, tanda Allah sayang pada hambanya tidak selalu memberikan hal – hal yang menyenangkan dari sisi dunia. Melainkan Allah memberikan apapun yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan.

Meskipun kita sedang diberikan cobaan, hindari suudzon terhadap Allah. Karena semua yang diberikan Allah kepada kita adalah terbaik bagi kita.

Ujian dan Musibah serta Cobaan yang diberikan Allah kepada kita merupakan satu cara yang ditunjukkan-Nya sebagai bentuk kasih sayang agar kita bisa bersabar menghadapi musibah dalam.

Karena jika kita lulus, maka Allah akan memberikan bonus dengan meningkatkan derajat anda dihadapan – Nya.

Untuk itu, mari kita hayati dan amalkan Petunjuk Allah, bagaimana caranya kita menyikapi ujian Allah itu. sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 112 :

“(Tidak demikian) bahkan barang siapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Rabb-nya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati ”.

Jadi, jawaban Kitab Suci ada Dua Hal terpenting dalam hidup sebagai manusia supaya kita mampu mengatasi krisis. Yaitu : Menyerahkan diri kepada Allah dan berbuat kebajikan.

Ayat ini menunjukkan bentuk kepasrahan diri yang sebenarnya yaitu; menyerahkan sepenuhnya hasil amal/perbuatan kepada Allah dan tetap berbuat baik dalam segala hal.

Ayat ini menegaskan bahwa yang dimaksud berserah diri bukanlah duduk diam dan bermalas-malasan tapi tetap harus dengan usaha yang sebaik-baiknya dan dalam usaha dan hasilnya kita serahkan pengaturannya kepada Allah.

Sebagaimana dijelaskan dalam Firman-Nya yang dapat kita simak dalam Slide berikut ini

“Apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (QS. Ali ‘Imran : 159)

Dengan menyerahkan semua pengaturan hidup kita kepada Allah berarti kita sudah memposisikan diri sebagai hamba yang tunduk dan patuh serta ridha terhadap segala keputusan-Nya sebagaimana tujuan awal kita diciptakan.

Oleh karena itu, kita harus meyakini, sikap berserah diri akan membawa manusia pada pertolongan Allah SWT dalam menghadapi setiap permasalahan.

Sayangnya, tidak semua orang mampu berserah diri. Sebaliknya, manusia sering kali mengandalkan pada selain Allah.Padahal, sikap menggantungkan diri pada selain Allah SWT membawa ketidaknyamanan dalam hidup.

Rasa tidak nyaman terhadap diri sendiri dan kehidupan yang dijalani berimbas pada orang-orang di sekitar mereka. Akibatnya, hidup menjadi serbasulit dan menyulitkan orang lain.

Jadi, Berserah diri itu terkait langsung dengan kedekatan manusia kepada Allah SWT. Karena itu, rasa tidak sabar yang menghambat kepasrahan diri umumnya disebabkan oleh adanya delay, yaitu kelambatan untuk terhubung dengan Allah SWT.

Untuk dapat berserah diri, saya menyarankan tiga cara yang dapat kita lakukan segera, yaitu :

  1. Mengembalikan Masalah Kepada Allah
  2. Shalat Awal Waktu, Tahajud dan Dhuha
  3. Sedekah Setiap Hari

Pertama, yaitu Cepat mengembalikan semua permasalahan kepada Allah SWT. Ini harus dilakukan sesering mungkin dengan tekad yang bulat.

Kedua, yaitu Shalat. Shalat merupakan salah satu cara untuk berinteraksi dengan Allah SWT dan mengadukan semua permasalahan. Shalat dipercaya dapat mendatangkan solusi bagi permasalahan kehidupan. Karena itu, seorang Muslim dianjurkan untuk memperbanyak zikir dan shalat ketika ditimpa cobaan dan musibah.

"Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar". (Q.S. AL Baqarah ayat 153).

Guru Mursyid kita, Allahyarham H. Permana Sasrarogawa mengingatkan, “Dirikanlah Shalat. Maka, shalat akan menjadi penolong dalam setiap urusan dunia maupun agama.”

Sebagaimana itu disebutkan dalam sebuah hadis, “Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila mengalami sesuatu masalah serius, beliau segera melakukan salat” (HR. Abu Daud).

Allah telah menerangkan dalam kitab-Nya bahwa shalat akan mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Jika seorang hamba meminta pertolongan dengan melakukan salat dalam setiap urusannya, maka Allah akan mudahkan baginya karena salat merupakan penghubung antara hamba dengan Rabb-Nya.

Ketiga Sedekah Setiap Hari. Sedekah adalah cara untuk menarik simpati Langit agar turun pertolongan Allah. Hal itu sesuai dengan petunjuk Allah dalam Al-Qur’an, Sebagaimana dapat kita lihat dalam slide selanjutnya.

Allah  berfirman : Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS. Ibrahim : 7)

Satu diantara bentuk syukur atas segala Nikmat yang telah diberikan Allah  adalah dengan membantu saudara kita yabg sedang dalam kesulitan dengan sedekah.  

Semakin besar kita bersedekah, maka semakin besar pula kemungkinannya kita dipercaya oleh Sang Pemilik Rezeki (ar Razaq) menjadi "Agen" atau sebagai tempat 'Penitipan' rezeki.

Keterangan lain Allah menyebutkan, bahwa Allah melipatgandakan imbalannya bagi orang yang bersedekah, Sebagaimana dapat kita lihat dalam slide selanjutnya (slide 8)

 “Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqarah : 261)

Alhasil ternyata logika kita selama ini terperangkap oleh sistem Kapitalis yang menggunakan pendekatan matematika dan ekonomi yang semata memperhitungkan untung atau rugi tidak bisa dipakai untuk mengukur Kuasa Langit.

Karena itulah, logika langit yang dikenalkan oleh Allah SWT  dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, justru harus kita terapkan di arena ekonomi dan bisnis.

Bersedakahlah dengan memakai "logika langit". Semoga yang di langit tersenyum melihat kita. Sehingga datanglah intervensi Allah untuk menyelesaikan masalah yang kita hadapi.

Berserah diri, pasrah, atas apa yang telah menjadi ketentuan Allah, namun disertai dengan segala daya dan upaya. Daya dan upaya ini maksudnya adalah ikhtiar.

Jadi, yang Namanya berserah diri atau tawakal itu bukan semata-mata diam. Pasrah atas apa yang Allah berikan dan tidak melakukan apa pun. Sebab saat kita diberi ujian, Allah mau lihat seberapa besar ikhtiar kita dalam menghadapi ujian itu.

Berserah diri sepenuhnya kepada Allah adalah jalan terbaik dalam menjalani kehidupan agar hidup kita tidak sia-sia dan selalu merasa dirundung derita.

Berserah di sini bukan dalam arti hidup pasif malah harus akif lahir batin agar kita selalu bersama Allah dalam setiap tindakan kita. Kalau sudah berserah dan bersama Allah dalam amal kita maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan dan disedihkan lagi.

Demikianlah uraian singkat yang dapat saya sampaikan dalam upaya berbagi pengalaman tentang Dahsyatnya Pasrah Diri sebagai Solusi Kehidupan.

Semoga para Ikhwan dan Akhwat Majelis Dakwah Al-Hikmah dan para hadirin yang hadir dalam Webinar kita malam ini dapat merasakan dahsyatnya khasiat kekuatan Pasrah Diri. Sehingga dapat mengubah kualitas hidup kita menjadi lebih baik lagi.

Semoga Allah Melindungi kita semua dan senantiasa memberikan Petunjuk-Nya dalam upaya kita berjihad di jalan-Nya dalam membela Kaum tertindas, Menyantuni Yatim dan Dhu’afa serta Memberdayakan masyarakat yang termarjinalkan dalam pembangunan.

Aamiin Yaa Rabbal ‘Alamiin

Wa a'fu Minkum

Wassalamu'alaikum. Wr.Wb.

 

Silakan Kunjungi, Subscribe, Like dan Share Link Majelis Dakwah Al-Hikmah :

https://www.youtube.com/watch?v=W-XvA...

https://www.youtube.com/watch?v=4tYC6...

https://www.youtube.com/watch?v=vYcbt...

https://www.youtube.com/watch?v=s_IRV...

https://vt.tiktok.com/ZSJNyjEnw/

SKJENIUS.COM

 

Contact Person :

Suhu Rosi Wibawa, S.Kom – 089505793048

Amel Zamri, SE – 087744099105

Nita Yuliana – 085210132089

 

 

 

 

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama