RAHASIA MERAIH SHALAT KHUSYU’

Oleh : Kyai Ageng Khalifatullah Malikaz Zaman

Setiap orang tentu ingin meningkatkan kualitas hidupnya. Untuk itu, umat manusia perlu dibimbing untuk menemukan kembali eksistensi dirinya, sehingga mereka dapat meningkatkan kwalitas sumber daya manusia “dari dalam diri manusia sendiri.”

Dan kesemuanya itu dimulai dengan membenahi shalat mereka. Intisari dari shalat adalah tuntunan kepada batin manusia dalam upaya memperoleh perhubungan dengan Yang Ada diluar kenyataan, yakni Yang Maha Tinggi, Yang Maha Kuasa.

Melalui Shalat kita menjalin  komunikasi dengan Allah SWT.  Shalat adalah sumber tumbuhnya kasih sayang, menghilangkan segala duka cita dan berbagai kesulitan. Shalat adalah kunci kesehatan dan sumber keselamatan, serta sarana meminta pertolongan dan rezeki. Shalat dapat mensucikan qalbu manusia sehingga dapat mendekatkan dirinya pada Allah  SWT.

Sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud r.a mengatakan : “Saya bertanya kepada Nabi SAW (tentang) amal apa yang paling dicintai Allah ? Beliau menjawab: “Shalat pada awal  waktunya.”

Insya Allah Melalui Kajian Rahasia Meraih Shalat Khusyu’ ini, kita berupaya mengkaji sebuah teknik yang sederhana dan praktis agar kita dapat mendirikan shalat dengan khusyu’, sehingga dapat   merasakan Nikmatnya Shalat , baik secara psikologis maupun fisiologis, yaitu berkaitan dengan sikap dan mental yang tepat dengan menggunakan metoda-metoda yang diajarkan Nabi  SAW yang dikembangkan dalam Tradisi para Ahli Hikmah.

Khususnya Teknik Shalat Khusyu’ yang dikembangkan Guru Mursyid kita, Allahyarham, Syaikh Inyiak Cubadak, H. Slamet Utomo dan KH. Abdurrahman Siregar

Apakah ada shalat khusyu' itu ?

Mungkin selama ini, ada banyak sekali pertanyaan yang muncul terkait dengan Shalat. Sebagian dari pertanyaan ini mungkin kelihatan mudah dan jelas sekali bagi sekelompok orang, dan dapat dijawab dengan mudah .

Untuk pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan hukum (fiqih) serta ilmu pengetahuan, jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan bukti-bukti yang kuat yang membuat kita menjadi jelas dan tidak ragu-ragu lagi atas kebenaran jawaban yang diberikan.

Namun, ternyata ada banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang belum pernah terjawab dengan baik. Karena itulah, atas usul Pak Syaipul atau Babe Ipung, malam ini kita berusaha menjawab beberapa pertanyaan seputar Shalat Khusyu’ itu.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut sebenarnya amat mendasar, tetapi tidak pernah mendapat jawaban yang konkret dengan bukti, karena selama ini dianggap tidak mungkin, antara lain:

  1. Apakah ada shalat khusyu' itu ?
  2. Mungkinkah orang awam bisa melakukannya ?
  3. Benarkah ibadah itu nikmat dan dapat menenangkan jiwa ?
  4. Apakah relevansinya shalat dan kehidupan kita sehari-hari ?
  5. Bagaimana Allah menjawab setiap do’a ?
  6. Apakah tanda bahwa Shalat kita sudah Khusyu’?
  7. Apa Manfaatnya Shalat Khusyu’

Kita semua sudah mendengar dan memperoleh jawaban untuk hal-hal tersebut. Tetapi karena jawaban tersebut tidak diberikan dengan bukti dan hanya disampaikan dengan istilah katanya dan katanya ..... maka sampai detik ini semua pertanyaan tersebut terabaikan dan akibatnya sebagian dari  kita, mungkin memaklumkan ketidak-khusyu’an, dan tidak dikabulkannya do’a merupakan hal yang tidak penting.

Terkait pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas mungkin sebagian dari kita sulit untuk mempercayai kalau hal itu bisa terjadi dan dirasakan oleh kita secara langsung!!!

Mudah-mudahan melalui Webinar ini kita sampai kepada jawaban yang berlandaskan Al Qur'an dan As sunnah. Metode yang disajikan sangat sederhana dan mudah difahami serta bisa dipraktekkan di rumah masing-masing, secara langsung dan tanpa perantara.

Pentingnya Mengetahui Jenis-jenis shalat

  1. Shalat Seperti Orang Mabok
  2. Shalat Malas / Shalat  Munafik
  3. Shalat Orang Lalai
  4. Shalat Khusyu’

Mengingat pentingnya ibadah Shalat ini, maka kita sebagai umat Islam tidak seharusnya melaksanakan ibadah Shalat dengan asal-asalan. Kita harus mengerjakan ibadah Shalat ini dengan ikhlas dan khusyu menghadap Allah SWT. Jangan melaksanakan Shalat hanya untuk menggugurkan kewajiban saja.

Agar kita bisa meraih Shalat Khusyu’, maka penting bagi kita untuk mengetahui tentang jenis-jenis Shalat yang dilakukan manusia selama ini. Sehingga kita akan mengetahui pada saat ini, kualitas shalat kita berada dalam kategori apa ?

Shalat Seperti Orang Mabok

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendirikan shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan.” (Q.S. An-Nisaa’ : 43).

Dalam firman-Nya di atas, jelas-jelas Allah melarang orang yang sedang mabuk untuk mendirikan shalat, sampai mereka mengerti apa yang mereka ucapkan dalam shalat. Maka dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa mereka yang tidak mengerti apa yang mereka ucapkan dalam shalat, dikategorikan shalatnya sebagai shalat mabuk.

Oleh karena itu agar shalat kita tidak termasuk shalat mabuk, maka sudah seharusnyalah kita mulai dari sekarang untuk mempelajari apa-apa arti bacaan yang kita baca ketika shalat. Mereka yang mengerti apa yang dikatakannya ketika shalat akan memudahkan orang itu meuju shalat khusyu’. Sekurangnya, dengan mengerti apa yang dikatakan akan menghindarkan kita dari memikirkan hal-hal yang tidak perlu waktu shalat.

Shalat Malas / Shalat  Munafik

Mereka yang mengerti apa yang diucapkan, namun tidak mematuhi atau melaksanakan apa yang diucapkannya ketika shalat, disebut juga sebagai shalat orang-orang munafik. Mereka mendirikan shalat hanyalah untuk menipu Allah dan orang-orang beriman, sementara di dalam hatinya bersarang benci dan dendam kepada kaum muslimin.  Mereka biasanya kalau diseru untuk shalat akan datang dengan malas. Sebagaimana Allah menjelaskan dalam firman-Nya:

 “Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (Q.S. An-Nisaa’ : 142).

Inilah sifat orang munafik terhadap suatu amalan yang semulia-mulianya dan seutama-utamanya: Yaitu Shalat. Jika mereka berdiri akan mengerjakannya, mereka pun merasa malas, karena memang tidak ada niat untuk shalat, tak ada imannya dan tidak ada rasa takutnya kepada Allah dan tidak pula dia mempergunakan pikiran untuk meresapkan makna shalat.

Shalat Lalai.

فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَ الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَ

Firman Allah SWT :  “Maka kecelakaanlah (naar Wail) bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang  lalai (sahun) dari shalatnya.” (Q.S. Aal-Ma’uun : 4-5).

Dalam Tafisr Al-Azhar, Buya Hamka menjelaskan tentang makna yang terkandung dalam firman Allah di atas, yaitu menunjuk kepada orang-orang yang lemah iman. Sekalipun telah melakukan shalat, namun shalat itu justru membawa kecelakaan bagi dirinya, karena tidak dilaksanakannya dengan penuh kesungguhan.

Shalat itu dilaksanakannya tidak bersumber dari kesadaran, bahwa sebagai seorang hamba, sudah sepatutnyalah dia memperhambakan diri kepada Allah dan mendirikan shalat sebagaimana yang diperintahkan Allah dengan perantaraan Nabi-Nya.

Sahun; asal arti katanya ialah lupa. Artinya dilupakannya apa maksud shalat itu, sehingga meskipun di melaksanakan shalat, namun shalatnya itu tidaklah dari kesadaran akan maksud dan hikmahnya.

Ibnu Jarir menafsirkan; “Artinya dia laahun, dia main-main. Dia tidak bersungguh-sungguh mendirikannya. Dalam shalat ingatannya kepada yang lain juga, tidak segera dibulatkannya ingatannya kepada Allah SWT.”

Pernah Nabi kita SAW melihat sahabatnya yang terlambat datang ke masjid sehingga ketinggalan dari shalat berjama’ah lalu dia pun shalat sendiri. Setelah dia selesai shalat, Nabi SAW menyuruhnya mengulang shalatnya kembali. Karena yang tadi itu dinilai oleh Nabi SAW ia belum shalat. Dia belum mendirikannya dengan sungguh-sungguh.

Pada saat ini memang susah kita mencari orang Shalat pada awal waktunya dengan berjama’ah di Masjid. Karena itu menjadi kewajiban kitalah untuk menda’wahkan pentingnya shalat awal waktu, dengan cara memberi tauladan agar kita termasuk orang yang shalatnya lalai.

Shalat Khusyu’

Sejak kita mulai belajar shalat di masa kecil, kita tidak diajarkan bagaimana meraih rasa khusyu’, karena sang ustadz telah menetapkan itu sebagai hal yang sulit diraih. Kita hanya disuruh menghafal bacaan dan gerakan-gerakan rakaat tanpa ruh, sehingga di saat Ramadhan tiba, berlangsung adu cepat dalam melaksanakan shalat tarawih. Kita akan mencari imam yang mampu menempuh target lebih cepat (shalat ekspres).

Ketidakmampuan kita mendapatkan rasa khusyu’ sering dikaitkan dengan persoalan dosa yang telah kita lakukan.  Namun perlu disadari bahwa shalat juga adalah untuk melebur kesalahan.

Sebagaimana  Nabi SAW bersabda :

الصَّلاَةُ الْخَمْسُ وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُنَّ مَا لَمْ تُغْشَ الْكَبَائِرُ

“Di antara shalat lima waktu, di antara Jum’at yang satu dan Jum’at berikutnya adalah penghapus dosa di antara semua itu selama tidak dilakukan dosa besar” (HR. Muslim).

Selain itu, berbagai problem kehidupan yang dihadapi  dalam kesehariannya juga dianggap sebagai biang keladi yang menyebabkan seseorang sulit meraih kekhusyu’an. Sehingga tanpa disadari muncullah pernyataan :

“Dalam keadaan tidak menentu seperti sekarang ini bagaimana bisa melaksanakan shalat dengan khusyu’. Mungkin nanti kalau keadaan sudah agak membaik dan kesibukan sudah berkurang serta pikiran tidak lagi rumit, tentu saya akan  bisa khusyu’ dalam shalat.”

 Padahal, shalat adalah sarana bagi manusia untuk memperoleh ketenangan serta pemecahan berbagai problema kehidupan yang dihadapinya. Shalat adalah tempat berlabuhnya jiwa yang takut, bingung dan gelisah. Selain itu, amat banyak manfaat yang dapat kita peroleh pada saat mendirikan shalat.

Melalui Webinar Rahasia Shalat Khusyu’  ini, kami mengajak para Ikhwan dan Akhwat untuk memasuki pengalaman baru, sebuah pencerahan jiwa yang benar-benar bisa dirasakan dengan mudah sekali. Karena Anda tidak diajak untuk mencari-cari rasa khusyu’ tetapi kami  akan mengajak Anda mempersiapkan diri untuk memasuki dan menerima rasa khusyu’ tersebut.

Kita hanya merasakan, bukan menciptakan rasa khusyu’, sebagaimana kita pernah mengalami rasa kasmaran terhadap seorang kekasih, kita tidak pernah menciptakan getaran hati seperti itu, tetapi kita hanya menerima keadaan yang sulit diuraikan dengan kata-kata (unspeakable). Suasana itu timbul, seakan-akan timbul  secara spontan dari dalam bathin kita sendiri.

Cara Meraih Shalat Khusyu’

  1. Taubat Kepada Allah
  2. Shalat di Awal Waktu
  3. Menghadirkan Hati
  4. Mempersiapkan Diri Sebelum Shalat
  5. Perbanyak Membaca Al-Qur'an

Taubat Kepada Allah : Satu hal penting yang membantu untuk meraih kekhusyu'an ketika Shalat adalah dengan bertaubat atas perbuatan-perbuatan yang menyimpang dari syariat. Dan taubat ini terus menerus diperbaharui setiap waktu.

Abu Hurairah meriwayatkan sebuah hadits bahwasanya nabi Muhammad Sallallahu'Alaihi wasallam senantiasa bertaubat kepada Allah lebih dari 70 kali dalam sehari: "Demi Allah, sungguh aku selalu beristighfar dan bertaubat kepada Allah dalam sehari lebih dari 70 kali." (HR. Bukhari).

Shalat di Awal Waktu : Sejatinya, saat menunaikan Shalat berjamaah di awal waktu, maka akan sangat berimbas pada tingkat kekhusyu'an kita. Karena saat itu, waktu untuk menunaikan ibadah masih sangat panjang. Sehingga secara psikis, hati akan merasakan ketenangan ketika mengerjakannya.

Lain halnya kalau Shalat dikerjakan di akhir waktu, kemungkinan besar Shalat akan tergesa-gesa karena tehimpit oleh waktu yang sudah mau habis.

Menghadirkan Hati: Sadarlah bahwa kita sedang bermunajat, sedang berdiri berhadapan langsung dengan Sang Maha Kuasa, berdialog tanpa batas apa pun. Maka dalam keadaan seperti itu, yakinlah bahwa Allah sedang melihat, memperhatikan dan mengawasi gerak-gerik Shalat kita. Maka alangkah bodohnya kita, jika kita sedang berhadapan langsung seperti itu, kita tidak merasa takut atau bergetar dengan keberadaan-Nya di hadapan kita.

Mempersiapkan Diri Sebelum Shalat : Sebelum melaksanakan Shalat lima waktu pastikan kita sudah mempersiapkan diri. Caranya adalah dengan memposisikan diri bahwa kita sedang berupaya untuk beribadah dengan sebaik-baiknya, merasakan betapa lemah dan tidak berharganya kita dibandingkan kekuasaan Allah SWT.

Perbanyak Membaca Al-Qur'an

Sering membaca Al-Qur'an juga berpotensi untuk meraih kekhusyu'an dengan mudah. Membaca dan mentadabburi al-Qur`an dapat mengobati berbagai macam penyakit hati, membersihkannya dari yang membahayakannya, serta dapat memberikan jawaban dan bantahan terhadap syubhat yang ditiupkan syaitan, manusia, dan jin.

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Alquran adalah sumber kehidupan hati dan obat untuk apa yang ada di dalam dada. Globalnya, tak ada yang lebih bermanfaat bagi hati dibanding membaca Alquran dengan tadabbur dan tafakkur. Cara membaca inilah yang bisa melahirkan cinta, kerinduan, rasa takut, harapan, taubat, tawakkal, rida, penyerahan diri, syukur, dan sabar serta keadaan-keadaan lain yang menjadi sumber kehidupan dan kesempurnaan hati. Selain itu juga mencegah dari semua sifat dan perbuatan tercela yang menjadi sebab kerusakan dan kebinasaan hati.”

Pengaruh Shalat Pada Kehidupan Sehari-hari

Apabila orang Islam telah menegakkan shalat secara sempurna (syarat-rukunnya), khusyuk, dan ikhlas dalam pengamalannya, maka shalat tersebut akan memberikan dampak yang positif terhadap suasana bathin, kejiwaan, atau psikologisnya yang tenteram. Kondisi ini amat mendukung bagi terbentuknya kepribadian (personality) yang utuh, sehat, produktif, atau efektif.

Oleh karena itu, mereka yang khusyu’ dalam shalat akan dapat dilihat dampaknya dalam kehidupan sehari-hari. Antara lain, sebagai berikut:

  1. Mencegah ia dari perbuatan keji dan munkar.
  2. Shalat menolongnya dalam menyelesaikan problem kehidupannya.
  3. Shalat dapat menjadikan orang pintar dan cerdas
  4. Sehat jasmani dan Rohani
  5. Ia hidup penuh keberkahan dan kesejahteraan bersama keluarga
  6. Suka Amal Shaleh di Tengah Masyarakat
  7. Gemar Bersedekah

Demikianlah uraian singkat yang dapat kami sampaikan, bermanfaat dan memberi inspirasi dalam upaya memahami kehendak Allah dan bergerak mengikuti Iradat dan Qudrat-Nya.

Semoga kita bisa mengaktualisasikan Nilai-nilai Shalat dalam kehidupan kita sehari-hari maupun dalam bidang ekonomi, bisnis dan keuangan. Semoga dengan Melaksanakan Shalat secara Khusyu’ Membuat Hidup kita Jadi lebih Indah.

Wa billahi Taufiq wal Hidayah. Wa a’fu minkum

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb

 

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama