Oleh : Kyai Ageng Khalifatullah Malikaz Zaman
Kita semua tentu mendambakan keharmonisan, kebahagiaan
dan kesejahteraan serta ketenteraman hidup di dalam keluarganya.
Keluarga adalah suatu komunitas yg dibentuk
melalui perkawinan antara pria dan wanita berlandaskan cinta dan kasih sayang
seperti difirmankan Allah dalam Al-Qur’an
"Dan
di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan
untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang.” (QS.
Ar Rum : 21).
Keluarga adalah unit terkecil dari Negara
hingga dapat dikatakan keluarga adalah suatu Negara atau kerajaan kecil.
Keluarga yg hidup aman tenteram dan bahagia
adalah idaman setiap insan. Namun dalam kehidupan sehari-hari, realitanya
banyak keluarga yg tak dapat merasakannya.
Apakah
disebabkan kekurangan materi ? Wallahua’lam!
Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam
Webinar Majelis Dakwah Al-Hikmah malam minggu lalu, saya berupaya berbagi resep
dan pengalaman, "Bagaimana Membina Keluarga Harmonis, Bahagia dan Sejahtera?"
Kajian ini, sekaligus juga berupaya menyikapi
usulan Ikhwan kita dari Jambi, Pak Roni Yanda Pinta agar kita semua bisa
mengatasi Tantangan dalam Mengasuh Anak yang Sering Dihadapi para Orang Tua di
Era Millenial ini.
Tema ini tentunya menjadi kajian kita yang
menarik pada malam ini. Karena, berbicara tentang keluarga berarti kita sedang
membicarakan diri kita sendiri.
Untuk itu marilah melalui Webinar ini kita silih
asih, silih asuh dan silih asah tentang cara
membangun keluarga yang harmonis, bahagia dan sejahtera. Semoga Allah
Membuka Pintu Hidayah-Nya kepada kita semua.
7 Tips Membina Keluarga Harmonis, Bahagia dan Sejahtera
- Memperkuat Hubungan dengan Allah SWT
- Mengetahui Hak dan Kewajiban Suami-Isteri
- Menjaga Diri dan Keluarga dari Api Neraka
- Jalin Komunikasi Dalam Keluarga
- Seimbangkan kehidupan keluarga dan pekerjaan
- Sediakan Waktu yang Berkualitas Bersama Keluarga
- Gunakan Pasword Keharmonisan : Maaf, Tolong dan Terima Kasih.
Memperkuat
Hubungan dengan Allah SWT
Tips membangun keluarga harmonis yang pertama
adalah memperkuat hubungan dengan Allah SWT. Jangan pernah melupakan Allah SWT
dalam setiap langkah kecil yang kita ambil dalam hidup. Mintalah bantuan-Nya
untuk menjaga keluarga kita tetap kuat dan harmonis.
Mengetahui
Hak dan Kewajiban Suami-Isteri
Tips membangun keluarga harmonis yang
selanjutnya adalah mengetahui Hak dan Kewajiban
serta Tugas seorang suami dan
isteri. Selanjutnya untuk membangun keluarga yang harmonis, seorang suami perlu
memahami, mengerti dan mengamalkan kewajiban suami terhadap istri dalam Islam.
Ada banyak sekali tugas suami dalam
membina rumah tangga agar bisa harmonis, diantaranya, memperlakukan istri
dengan baik dan memberikan nafkah lahir batin, baik itu makanan, pakaian,
maupun tempat tinggal.
Demikian juga bagi seorang istri untuk
membangun kelurga yang bahagia, maka istri juga harus memenuhi
kewajibannya. Jangan hanya menuntut suami saja untuk menjalankan tugasnya.
Istri hendaknya mengutamakan berbagai tugas
rumah tangga dan juga ketika berada di depan suami segera berdandan lah agar
suami merasa senang saat melihat kita.
Beberapa adab dan akhlak suami-istri yang sesuai
dengan tuntunan Adat dan Budaya Nusantara pun haruslah dipahami dan dilakoni. Pasalnya,
dalam budaya kita perkawinan itu melibatkan Keluarga Besar.
Beberapa Adab Suami & Isteri yang umumnya ada dalam Adat dan Budaya Nusantara sebagai berikut ini :
- Adab kepada Mertua
- Adab di rumah Mertua
- Adab kepada Ipar
- Adab kepada Keluarga Besar
- Adab di Rumah Adat
Perlu diketahui kelima Adab di atas kemungkinan
berbeda antara satu suku dengan suku lainnya. Karena itu, para Suami-Isteri
harus mempelajari Adat dan Budaya pasangannya jika mereka menikah berbeda suku.
Satu hal yang perlu disadari oleh para menantu,
bahwa, kebanyakan mertua suka memberikan nasihat tanpa perlu diminta kepada
anak-menantunya. Jadi, kita sebagai menantu perlu menyikapi dan menyiasati hal tersebut,
agar tidak muncul ketegangan dalam keluarga kita, apalagi sampai menimbulkan
percekcokan.
Cobalah kita bangun rasa empati, pahami secara
positif motif di balik tindakan yang tampaknya mencampuri urusan keluarga kita.
Dan jadikanlah mertua kita sebagai bagian yang tak terpisahkan dari keluarga
kita. Jadikan mereka bagian terpenting dalam kehidupan keluarga kita. Peran
mertua tak bisa dihindari, tapi bisa disiasati. Ok.
Menjaga
Diri dan Keluarga dari Api Neraka
Sang suami sebagai kepala rumah tangga haruslah
memberikan teladan yang baik dalam mengemban tanggung-jawabnya. Ada beberapa
ayat Al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad SAW yang mengingatkan kita agar menjaga
keluarga dari api neraka.
"Wahai
orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (QS. At-Tahrim : 6).
Imam Ali bin Abi Thalib menjelaskan makna ayat
itu, "Didiklah
diri dan keluargamu dengan perbuatan baik dan saleh." Allah Ta'ala
secara tegas memerintahkan kita untuk mendidik diri sendiri dan keluarga dengan
ajaran-ajaran agama. Dengan begitu, terbentuklah suatu keluarga Muslimin yang
bertakwa.
Dampaknya bisa menjalar secara luas. Sebab,
bila institusi keluarga baik, maka negara pun baik. Keluarga merupakan "negara
kecil." Dalam arti, bila ingin mewujudkan negara yang
baldatun thoyyibatun wa Rabbun ghafur, maka kita harus mulai dari
keluarga.
Maka, seorang suami harus berusaha dengan
sungguh-sungguh untuk menjadi suami yang shalih, dengan mengkaji ilmu-ilmu
agama, memahaminya serta melaksanakan dan mengamalkan apa-apa yang
diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya
Demikian juga si isteri pun bertanggung-jawab
terhadap Pendidikan anak-anaknya. Sebagaimana telah diperintahkan oleh
Rasulullah SAW. “Kamu sekalian adalah
pemimpin, dan kamu sekalian bertanggung-jawab atas orang yang dipimpinnya.
Seorang Amir (Raja) adalah pemimpin, laki-laki pun pemimpin atas keluarganya,
dan perempuan juga pemimpin bagi rumah suaminya dan anak-anaknya, ingatlah bahwa
kamu sekalian adalah pemimpin dan kamu sekalian akan diminta
pertanggung-jawabannya atas kepemimpinannya”. (HR. Bukhari)
Sehingga anak-anaknya akan meneladani kedua
orang tuanya, karena tabiat anak memang cenderung untuk meniru apa-apa yang ada
di sekitarnya.
Marilah kita mendidik anak dengan cara-cara
yang baik dan sabar, agar mereka mengenal dan mencintai Allah Subhanahu wa
Ta’ala, yang menciptakannya dan seluruh alam semesta, mengenal dan mencintai
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang pada diri Beliau terdapat suri
tauladan yang mulia, serta agar mereka mengenal dan memahami Islam untuk
diamalkan.
Jalin
Komunikasi Dalam Keluarga
Komunikasi adalah faktor penting bagi setiap
hubungan, temasuk hubungan keluarga. Luangkan waktu setiap hari untuk saling
bertukar cerita dengan anggota keluarga Anda, paling tidak 30 menit sehari.
Saat makan malam adalah saat yang paling pas
untuk melakukan hal ini, usahakan makan bersama di satu tempat agar
masing-masing anggota keluarga menceritakan aktivitasnya seharian.
Komunikasi juga merupakan kunci utama dalam
menciptakan hubungan yang kuat antara orang tua dengan anak dan akan
memengaruhi pengasuhan dan pendidikan anak.
Seimbangkan
kehidupan keluarga dan pekerjaan
Hal ini tidak mudah dilakukan, tapi penting bagi
keluarga bahagia Anda. Saat menghabiskan waktu bersama keluarga, lupakan
pekerjaan Anda sejenak. Anda tidak perlu mengangkat telepon atau membalas email
saat meluangkan waktu bersama keluarga.
Sediakan
Waktu yang Berkualitas Bersama Keluarga
Menyediakan waktu yang berkualitas untuk
keluarga dapat membangun hubungan yang erat antara anak dan orangtua.
Hal tersebut dapat membuat komunikasi jadi
lebih lancar. Konflik pun cenderung bisa teratasi dengan baik jika hubungan
antara orangtua dan anak berkualitas.
Banyak hal yang bisa dilakukan untuk
menciptakan waktu berkualitas bersama anak-anak. Kuncinya adalah kemauan dan
konsisten.
Anak tentu akan meniru kebiasaan orangtuanya.
Dengan membangun hubungan yang baik dengan anak, mereka pun akan berusaha untuk
menjaga hubungan dengan keluarganya.
Kita dapat melakukan berbagai kegiatan bersama,
misalnya bersepeda bersama setiap Minggu pagi, makan malam di restoran favorit
sebulan sekali, atau liburan bersama.
Selain bisa menghabiskan waktu dengan anak-anak
secara maksimal, liburan bersama keluarga juga dapat meningkatkan kualitas
komunikasi dan hubungan emosional orangtua dengan anak.
Gunakan
Pasword Keharmonisan : Maaf, Tolong dan Terima Kasih
Sebagai Penutup, Aby ingin membagikan Pasword
Keharmonisan dalam Keluarga, yakni Maaf,
Tolong dan Terima Kasih.
Ketiga kata ini, adalah kata sakti yang dapat
meredam konfliks dalam keluarga. Tiga kata yang dahsyat dan luar biasa
pengaruhnya, apabila di biasakan hidup di sekitar kita.
Sekecil apapun kita meminta bantuan dari
seseorang utamakan mengucap kata minta tolong, dan sekecil apapun
kesalahan yang telah kita buat utamakan mengucap kata maaf, dan sekecil apa pun
kita mendapat bantuan dari seseorang utamakan juga mengucapkan kata terima
kasih.
Dengan di biasakan mengucapkan tiga kata
tersebut maka, kebiasaan dalam hidup kita akan terbiasa baik maupun dari diri
sendiri dan orang lain.
Jadikanlah tiga kata tersebut menjadi kebiasaan
sehari-hari agar kita dapat memulai hari-hari yang indah dari hal yang sekecil
apa pun, karena dengan memperdulikan hal sekecil apa pun di sekitar kita maka
akan terbiasa dengan hal-hal dan masalah yang besar pun.
Demikianlah uraian singkat yang dapat saya
sampaikan, Semoga bermanfaat dan memberi inspirasi dalam upaya kita Membina
Keluarga yang Harmonis, Bahagia dan Sejahtera.
Wa billahi Taufiq wal Hidayah. Wa a’fu minkum
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb
Posting Komentar