Memasuki Tahun 2021, sebagian besar dari kita
masih dan suasana prihatin dan cemas. Pasalnya, kasus baru corona di Indonesia
belum menunjukkan gelagat bakal mereda. Update Jumlah pasien positif virus
corona atau Covid-19 di Indonesia yang tercatat pada Sabtu (2/1/2021) pukul 12.00 WIB, tercatat 7.203 penambahan,
dari sebelumnya 751.270 kasus. Sehingga, total kasus Covid-19 di Indonesia
sejak terkonfirmasi pada 2 Maret lalu menjadi 758.473 kasus.
Sementara
itu, Ekonom Senior Rizal Ramli dan Pengamat Ekonomi Mardigu Wowiek Memprediksi
Ekonomi Indonesia di 2021 Bisa Lebih Sulit dari Krisis 98. Alasannya, hal
tersebut lantaran faktor Covid-19 yang menyebabkan penurunan produktivitas di
semua sektor ekonomi serta sulitnya transaksi uang tunai menjadi penyebab.
Karena
itulah, sebagai orang Beriman dan Berakal, kita harus berupaya mencari solusi
agar tetap survive dan berkembang di
tengah Prahara Covid-19 dan Jepitan Resesi Ekonomi ini.
Untuk
itulah, pada Sabtu malam Minggu (2/1/2021) pukul 17.45-21.15.WIB, melalui forum
Pesantren Virtual, MAJELIS DAKWAH AL-HIKMAH, Webinar via Zoom, dalam upaya
mengkaji topik, “Memahami Kehendak
Allah, SEBAGAI Kunci Sukses di Tahun Baru 2021.”
Pasalnya,
kita perlu memahami apa sesungguhnya kehendak Allah Subhanahu wa Ta'ala di balik semua
musibah dan kesulitan ekonomi ini. Insya Allah dengan menyadari apa
kehendak Allah di balik situasi darurat kesehatan dan kemelut ekonomi ini, kita
dapat bergerak keluar dari Prahara ini sesuai dengan Kehendak-Nya itu.
Jadi,
Mengetahui Apakah Kehendak (Iradat) Allah dan Bagaimana
Bertindak Sesuai Dengan Iradat-Nya itu adalah Kunci Sukses kita dalam menjalani
hidup dan kehidupan di Tahun Baru 2021 yang penuh ancaman kesehatan dan jepitan
resesi ekonomi.
Pentingnya Mengetahui Kehendak Allah Agar Kita Bisa Bergerak Sesuai Kehendak-Nya
- Allah Punya Rencana Untuk Hamba-Nya
- Allah Punya Kehendak dan Dia Punya Kuasa
- Memahami Kehendak adalah bagian dari Iman kepada Taqdir
Sampai
hari ini, tak seorang pun yang tahu berapa lama prahara corona ini akan berlangsung
atau berapa banyak orang yang akan terinfeksi virus dari Cina ini. Namun,
mereka yang beriman kepada Allah, meyakini dalam hati mereka bahwa
segala sesuatu terjadi dengan seizin Allah, dan sama sekali tidak ada yang bisa
terjadi tanpa seizin-Nya.
Kehendak
(Iradat)
Allah, juga disebut Rencana Allah, adalah suatu konsep tentang rencana
oleh Allah yang terjadi terhadap seluruh makhluk ciptaan-Nya, seperti manusia,
malaikat, jin, hewan maupun benda seluruhnya.
Iradah Allah adalah salah satu sifat dari sifat-sifat
Allah di dalam akidah Islam dan termasuk Rububiyah-Nya (Lordship). Allah berkehendak akan
terjadinya (atau tidak terjadinya)
sesuatu terhadap makhluknya. Tidak ada satu pun di alam ini yang terjadi secara
kebetulan, sebagaimana tertuang dalam Al-Qur`an, "... Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), dan menjelaskan
tanda-tanda (kebesaran-Nya)"
(ar-Ra'd: 2).
Memahami
kehendak Allah ini merupakan bagian dari beriman kepada takdir Allah, Qadha
dan Qadar-Nya.
Umat Islam meyakini bahwa segala yang terjadi di alam ini adalah dalam kehendak
dan dengan sepengetahuan Allah
Jadi,
apakah kehendak Allah dalam mengizinkan wabah ini menimpa kita? Apa
yang dikehendaki Allah, sehingga di tengah pandemi ini, perekonomian Indonesia
terperosok ke jurang resesi?
Bagaimana Cara Mengetahui Kehendak Allah dalam Hidup Kita?
- Yakinlah Allah Mempunyai Rencana Besar untuk Kita,
- Al-Qur’an Sebagai Pedoman Hidup,
- Jadikan Guru Mursyid Sebagai Pencerah dan Penuntun,
- Do'a untuk Mengenal Allah Lebih Dekat
Tentu
saja, sebagai orang Beriman dan Berakal kita ingin melakukan apa kehendak
Allah, tapi nyatanya kita bergumul dengan masalah karena kita tidak tahu apa
kehendak-Nya.
Nah,
dalam kajian berikut ini, ada tujuh hal yang perlu kita pahami dan lakukan agar
kita bisa mengetahui kehendak Allah atas hidup dan kehidupan kita. Silakan
ditampilnya slidenya.
Mengetahui Kehendak Allah Melalui Firman-Nya
- Tujuan Allah Menciptakan Manusia
- Menjalin Hubungan Harmonis Dengan Allah
- Menjadikan Al-Qur’an Sebagai Pedoman
- Belajar Menerima Taqdir
- Jangan Ikuti Pola Barat dan Timur
- Do’a untuk Mengenal Allah Lebih Dekat
- Guru Mursyid Sebagai Pencerah.
Pembahasan
berikut ini akan membahas beberapa prinsip Firman Allah yang akan menolong kita
untuk melakukan Kehendak-Nya dalam hidup kita.
1. Yakinlah Allah mempunyai rencana besar
untuk hidup dan kehidupan kita!
Tujuan
Allah menciptakan manusia juga untuk beribadah kepada Allah SWT. “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (Q.S Adz Dzariyat: 56).
Selanjutnya
sebagai wujud pengabdian (ibadah) yang sempurna dari seorang
manusia kepada penciptanya adalah menjadikan dirinya
sebagai mandataris Allah SWT di muka bumi dalam mengelola alam
semesta.
Menjadi
Sang
khalifah sesuai Kehendak-Nya. Manusia menjadi manajer Allah untuk
mengurus dan mengelola bumi. Sebagaimana hal ini tertuang dalam surat Al
Baqarah ayat 30. “Dan (ingatlah) ketika
Rabb-mu berfirman kepada para malaikat, "Aku hendak menjadikan khalifah di
bumi.”
2. Allah Menghendaki Agar Kita Mempunyai
Hubungan Intim Dengan-Nya.
Pada
mulanya manusia diciptakan memiliki relasi yang intim dengan Allah. Al-Quran
menyebut manusia sebagai Ciptaan-Nya dalam bentuk yang sempurna: “Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia
dalam bentuk yang sempurna.” (Quran surah at-Tin, ayat 4).
Allah
SWT menyebut penciptaan manusia dengan peniupan ruh-Nya. Dalam surat Shaad
disebutkan, "Maka apabila telah Ku
sempurnakan kejadiannya dan Ku tiupkan kepadanya ruh-Ku." (QS:
38:72).
Berkat
adanya penipuan ruh-Nya, maka manusia dapat berkomunikasi
dengan-Nya. Ciptaan lain sebuah gunung, bintang dan lain-lain tidak pernah
dapat berinteraksi dengan Dia. Tiada kehormatan yang lebih tinggi dimana Dia
telah membuat manusia demikian istimewa, bahkan Jin dan Malaikat pun
diperintahkan sujud kepada Nenek Moyang kita, Nabi Adam A.S. Allah SWT
berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 34 yang artinya:
"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman
kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah
mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan
orang-orang yang kafir."
Sayangnya,
dalam perjalanan hidupnya banyak manusia yang tidak mampu mengendalikan hawa
nafsu dan godaan syetan. Sehingga mereka terperosok ke dalam perbuatan dosa.
Karena dosanya, hubungan manusia dengan Allah menjadi rusak. Banyak orang mati
secara ruhani dan dengan demikian terasing dari Allah. Ruh kita tidak lagi
mampu untuk "manunggal" dengan Allah.
Namun,
syukurlah para Guru Mursyid kita datang untuk menyelamatkan umat manusia dari
jeratan dosa yang berkepanjangan. Beliau-beliau Yang Dikasih-Sayangi Allah itu,
memberi pencerahan kepada kita semua. Sehingga kita bisa keluar dari kegelapan
kepada Cahaya-Nya.
Alhamdulillah, hubungan kita dengan Allah telah dibuka
kembali dengan cara mengikuti Iradat dan Qudrat-Nya melalui ajaran spiritual
transformatif, pertaubatan, tazkiyatun
nafs (penyucian jiwa), teknik zikir dan riyadhatun
nafs (latihan kejiwaan) serta ritual-ritual sufi lainnya.
3. Allah Menghendaki Kita Mengikuti Al-Qur'an
Sebagai Pedoman.
Kita
semua, merupakan hamba Allah, maka sudah sewajarnya manusia mendapatkan
petunjuk langsung dari-Nya dalam menjalani kehidupan ini. Untuk itu, Allah
telah menurunkan Alquran sebagai pedoman dan pembimbing manusia mencapai
keberhasilan di dunia dan di akhirat. Dalam Surah Albaqarah ayat 2 Allah
menegaskan, "Kitab (Al-Qur'an) ini
tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa.”
Jadi,
sangalah tidak masuk akal apabila manusia tidak berpedoman kepada Al-Qur'an.
Sebab, hanya Allah yang mengetahui segalanya tentang manusia dan bumi yang
diciptakan-Nya.
Al-Qur'an
merupakan panduan utama yang dapat dijadikan sahabat sejati dalam mengarungi
kehidupan agar sesuai dengan maksud dan tujuan Allah (maqashid as-syariah).
Oleh
karena itu, kita harus bisa bersahabat dengan Al-Qur'an karena
Al-Qur'an adalah mukjizat abadi (mukjizat khalidah). Keberadaannya diyakini
sebagaimana kata pepatah "tak lekang oleh panas, tak lapuk oleh
hujan" dan akan senantiasa relevan di setiap waktu dan zaman (shalih fi kulli zamanin wa makanin).
"Sesungguhnya telah datang kepadamu
cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah
menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan
(dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita
kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke
jalan yang lurus.” (QS al-Maidah:
15-16)
4. Belajarlah Menerima Taqdir Yang Menimpa Diri
Kita.
Terkadang
kita sulit menerima takdir yang menimpa diri kita, apalagi jika takdir itu
berupa kesulitan atau kegagalan. Mungkin saja sesuatu yang tidak kita harapkan
terjadi pada diri kita. Sesuatu yang menurut pemahaman kita tidak baik buat
kita.
Pada
saat itu, seringnya kita lupa bahwa Allah
Sang Pencipta Takdir. Sang Pencipta kita. PASTI lebih tahu apa yang terbaik
buat Ciptaan-Nya. Kita lupa, Allah SWT telah berjanji, "tidak akan membebankan kepada seseorang kecuali sesuai dengan
kemampuannya. Laa yukalifuLLahu nafsan illa wus’aha.”
Maka,
marilah kita belajar menerima takdir yang menimpa diri kita. Ketika seseorang
menerima takdir yang menimpa dirinya. Menerima ketentuan Allah atas dirinya.
Ridho kepada qodho dan qodar Allah. Maka dia pun akan ikhlas dan rela menerima
apapun yang diputuskan Allah kepada dirinya tanpa syarat, dan menganggapnya
sebagai sesuatu kebaikan atau cobaan yang perlu dihadapinya.
5. Allah Melarang Kita Mengikuti Pola Barat
Maupun Pola Timur
Sesungguhnya
Pandemi Covid-19 dan Resesi Ekonomi ini adalah peringatan dari Allah atas
kesalahan kita dalam berbisnis dan berekonomi selama ini. Diakui atau tidak,
selama ini kita telah terperosok dalam jepitan sistem ekonomi Kapitalis (Barat)
dan terjebak dalam jeratan utang dari Sosialis Cina Timur.
Sadar
atau tidak selama ini, kita telah semakin jauh dari Pola Keimanan. Karena kita
cenderung mengembangkan Pola Barat dan Pola Timur, terutama dalam sistem
Ekonomi dan Keuangan. Padahal Allah telah mengingatkan dalam Firman-Nya,
"Kebajikan itu bukanlah menghadapkan
wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan)
orang yang beriman kepada Allah, hari
akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi." (QS. Al-Baqarah: 177).
Allah
Menghendaki Agar Kita Menerapkan Pola Hidup Berdasarkan Iman Bukan Mengikuti
Pola Barat Maupun Pola Timur. Bahkan, melalui pandemic corona ini, Allah hendak
membuka mata kita, betapa rapuhnya system
Kapitalis (Barat) dan Sosialis (Timur) itu.
6. Do'a itu Mengenal Allah Lebih Dekat
Kita
Mengenal Allah maupun tidak mengenal Allah atau tidak bersedia mengenal Allah?
Tidak ada yang lebih berhak menjawab pertanyaan ini kecuali diri kita sendiri.
Kita
bisa belajar mengenal Allah dari bagaimana kita menyediakan kata-kata untuk
memohon kepada-Nya. Dari bagaimana kita berdo'a. Jika menggunakan kata-kata
umum, contoh-contoh do'a yang selama ini telah tersedia-tanpa mengurangi rasa
hormat dan keyakinan atas keberkahan contoh do’a-do’a itu-tampaklah bahwa
sedekat apa kita dengan Allah.
Allah
berjanji memberikan kita suatu kebijaksanaan jika kita meminta kepada-Nya
dalam do’a, dan percaya bahwa Dia telah memberikannya. Namun, mungkin saja
kita tidak menyadarinya.
Maka,
kita harus meminta pada Allah suatu hikmah untuk mengerti Kehendak-Nya. “Allah akan menganugrahkan hikmah kepada
siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang dianugerahi hikmah
tersebut, ia benar-benar telah dianugerahi kebaikan yang yang tak terhingga.” (Qs
Al-Baqarah :269).
7. Allah Menjadikan Para Guru Mursyid Sebagai
Penuntun dan Pencerah.
Karena
kasih-sayang Allah kepada hamba-hamba-Nya,maka Dia kemudian mengutus para
rasul di sepanjang zaman untuk menyeru umat manusia kepada fitrahnya, yakni
tauhid dan Islam.
“Tiap-tiap umat mempunyai rasul; maka apabila
telah datang rasul mereka, diberikanlah keputusan antara mereka dengan adil dan
mereka (sedikitpun) tidak dianiaya.” (Yunus,
10: 47).
Setelah
masa kenabian ditutup, maka Allah Menjadikan Para Guru Mursyid Sebagai Penuntun
dan Pencerah. Beliau-beliau itulah para Ulama Pewaris Rasul. “Ulama adalah pewaris para nabi.” (H.R.
At-Tirmidzi).
Para
Guru Mursyid kita adalah Ulama yang menjadi rujukan bagi umat Islam sebagai
tempat belajar dan bertanya tentang kehidupan di dunia, khususnya persoalan
agama. Ulama dinilai sebagai orang yang mumpuni untuk menjawab persoalan-persoalan
menyangkut Dieniyah.
Seiring
dengan itu, Kita pun seharusnya mendengarkan nasihat dari pria dan wanita
yang bijaksana yang ditempatkan Allah dalam hidup kita. Seringkali nasehat
dari orangtua, Guru Mursyid, 'Ulama, Da'i, ataupun orang lain, membantu
kita dalam menghadapi situasi kita sehingga kita dapat memutuskan apa yang
Allah ingin untuk kita lakukan.
Demikian
uraian singkat yang dapat kami sampaikan, bermanfaat dan memberi inspirasi
dalam upaya memahami kehendak Allah dan bergerak mengikuti Iradat-Nya dalam
kehidupan kita sehari-hari maupun dalam ekonomi, bisnis dan keuangan. Semoga
dengan Memahami Kehendak Allah dan Mengikuti-Nya Membuat Hidup Jadi Indah
Sepanjang Tahun 2021 ini. (az).
Posting Komentar