Dakwah itu pada
hakekatnya mengajak, sehingga dengan begitu harus mengerti kondisi orang yang
diajak, termasuk juga kecenderungannya. Karena itulah tantangan dakwah sekarang
ini lebih kompleks.
Tren anak-anak milenial dan generasi z itu seperti apa.
Mereka ini kan simple, instan, dan juga tidak bertele tele, efisien, efektif.
Ini yang perlu dipahami ketika kita mau melakukan aktivitas dakwah kepada
mereka.
Demikian diungkapkan Ketua Dewan Pakar Majelis Dakwah
Al-Hikmah (MDA), Idris Maulana Zamri, SE, Ak, CA, menjawab pertanyaan wartawan
seputar "Tantangan dan Peluang
Dakwah di Komunitas Millenial dan Generasi Z," seusai mengikuti
Webinar di Pendopo Al-Hikmah, Cikarang, Jawa Barat.
Menurut Idris, mau tidak mau dakwah pada saat ini perlu
melalui platform yang biasa digunakan oleh kalangan milenial. Misalnya media
sosial yang beragam jenisnya. Bahasa yang disampaikan pun menurutnya
harus sederhana dan tidak terkesan menggurui serta memberi teladan.
"Dan juga
menyampaikan hal yang inovatif, motivasi, itu jauh lebih efektif, akan masuk
pesan dakwah daripada hanya sekadar ceramah yang bersifat verbal. Itulah
diperlukan inovasi bagi para dai dengan mengadaptasi perubahan
masyarakat," ungkapnya.
Oleh karena itu, Majelis Dakwah Al-Hikmah sangat
mendukung upaya yang dilakukan GEN-Z Entertainment dalam Menjembatani Jurang
Komunikasi Antargerasi melalui Dakwah Digital untuk Komunitas Millenial dan
Generasi Z.
"Bahkan
anak-anak muda yang kreatif dan inovatif ini, tidak tangung-tanggung, mereka
berhasil mengajak Tokoh Spiritual Nusantara, Kyai Ageng Khalifatullah Malikaz
Zaman untuk turun gunung dalam mengusung Dakwah Spiritual Transformatif masuk ke wilayah digital," kata
Idris.
Selanjutnya, GEN-Z Entertainment berupaya membangun sebuah komunitas dakwah digital bernama Yuk Ngopi, Ngobrol Spiritual Bareng Aby dengan tagline “Spiritual tak pernah sepopuler ini sebelumnya."
"Komunitas
ini menjadi satu sorotan anak muda (generasi milenial), ditambah dengan adanya
fenomena kebangkitan spiritual yang terjadi di kalangan anak muda
sekarang," katanya.
Idris memaparkan, dakwah di era millenial
ini, memang tidak cukup dengan mengembangkan kajian di masjid. Namun, perlu
masuk dan memberi warna sekaligus memengaruhi perilaku masyarakat. Maka, dakwah
digital menjadi tantangan sekaligus peluang.
"Dengan
demikian, model dakwah ini perlu membaca dan memahami kecenderungan
keberagamaan generasi. Pasalnya, setiap generasi memiliki corak keberagamaan
yang unik," papar Ketua Dewan Pakar MDA itu.
Perkembangan teknologi dan perubahan sosial masyarakat,
kata Idris lebih lanjut, perlu menjadi perhatian tersendiri bagi pendakwah.
Dakwah harus tetap berjalan bersama dengan kemajuan teknologi yang ada. Untuk
itu, kata Ketua Dewan Pakar Majelis Dakwah Al-Hikmah itu, pihaknya berupaya
melakukan Sosialisasi dan Pelatihan Pemanfaatan Teknologi Informasi sebagai
Media Dakwah.
"Sebagai
langkah strategis saat kita memasuki Era Revolusi Industri 4.0, selayaknya
memang kita perlu untuk berevolusi dalam proses dakwah dengan memanfaatkan
teknologi informasi di era yang serba digital ini agar dakwah dapat lebih
efektif dalam mencapai sasaran di kalangan milenial dan generasi z,"
pungkas Idris Maulana. (az).
Posting Komentar