Bagaimana Cara Menjadi Manusia Unggul Yang Berhati Teduh, Berpikir Solutif dan Bertindak Bijak ?

Oleh : Kyai Ageng Khalifatullah Malikaz Zaman

Memasuki tahun 2021, Tantangan hidup semakin berat. Pasalnya, di tengah ancaman pandemi dan jepitan Resesi ini pertumbuhan ekonomi masih sulit untuk bangkit.

Mau tidak mau kita harus menyiapkan strategi yang jitu. Apa yang bisa kita lakukan untuk tetap bertahan saat menghadapi situasi seperti ini

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Majelis Dakwah Al-Hikmah pada malam minggu lalu (23/01/21), mengadakan Webinar untuk mendiskusikan tentang, “Bagaimana Cara Menjadi Manusia Unggul Yang Berhati Teduh, Berpikir Solutif dan Bertindak Bijak ?”

Sebagaimana kita ketahui dalam dunia bisnis dan persaingan dagang, berlaku hukum bahwa bukan apa yang dijual yang penting, tapi siapa yang menjuallah yang menentukan.

Karena itulah Sumber Manusia yang Unggul  merupakan satu diantara elemen paling penting agar sebuah bisnis atau perusahaan agar dapat berjalan dengan baik. Tanpa adanya elemen tersebut atau kualitasnya yang kurang baik, perusahaan akan sulit untuk berjalan dan beroperasi dengan semestinya meski sumber daya yang lain telah terpenuhi. 

Manusia Unggul  adalah orang yang berilmu, berhati teduh, berpikir solutif dan bertindak Bijak. Karena itu  kita membutuhkan keharmonisan dalam tiga  pusat kekuatan dalam diri manusia, yaitu hati, pikiran, dan tindakan.

Hati yang teduh menjadi sumber keindahan (indah-jelek) dan spiritualitas (suci-jahat). Pikiran menjadi sumber rasionalitas (benar-salah), yang dapat memberi jalan keluar terhadap semua masalah yang dihadapi manusia.

Menemukan  Makna Hidup Dengan Jalan Spiritual

Para, Ikhwan dan akhwat yang Dikasih Sayangi Allah. Persoalan terbesar manusia di zaman now ini adalah kehilangan makna hidup. Padahal terdapat korelasi yang kuat antara makna hidup dengan kesejahteraan fisik dan mental seiring bertambahnya usia.

Mereka yang memiliki makna dalam hidup lebih bahagia dan lebih sehat daripada mereka yang tidak memilikinya. Mereka yang berhasil mencapai Keunggulan adalah yang memiliki Makna Hidup dan Tujuan Hidup yang Mulia. Karena itulah pencarian makna hidup sebagai sebuah kebutuhan dalam hidup manusia.

Selama manusia dapat menemukan makna hidupnya, ia mampu untuk terus mempertahankan eksistensinya. Untuk menemukan makna hidup itulah kita perlu menempuh jalan spiritual, jalan kerohanian atau kebatinan.

Pasalnya, di tengah dunia yang makin riuh, spiritualisme mengajak orang untuk kembali mencari keheningan dalam diri dan membawa nilai-nilai yang lebih bermakna. 

Namun sayangnya, Manusia saat ini semakin kehilangan aspek penting dan terindah dalam hidup, yaitu spiritualitas.

Sehingga Mereka pun semakin sulit menemukan makna hidup sesungguhnya dengan hanya berorientasi profitabilitas dan keuntungan semata. Semua perbuatan mengharapkan balas jasa. Semua kebaikan dilakukan karena ada maunya.

Padahal, Ada sejumlah cara menemukan cahaya batin Anda agar tetap spiritual di tengah dunia yang semakin menggila, yaitu:

  1. I'tikaf atau Menyepi
  2. Zikir dalam Setiap Tarikan Nafas
  3. Cinta dan Kasih Sayang
  4. Membaca Buku/Tulisan Kerohanian
  5. Bergabung di Komunitas Spiritual

Jadi, ditengah kesibukan kita perlu meluangkan waktu untuk I'tikaf atau Menyepi. Kita bisa berdiam di masjid, mushala dan surau atau tempat yang aman untuk merenung.

Tutup mata Anda, kemudian bernapas dan lepaskan semua ketegangan hidup. Zikirlah dalam setiap tarikan nafas. Dengan melakukan zikir secara rutin, Anda dapat lebih tenang dalam menghadapi situasi apapun.

Selanjutnya, Tebarlah Cinta dan Kasih Sayang. Mencintai, mengasihi dan menyayangi satu sama lain adalah hal-hal indah yang bisa dilakukan. Tunjukkan kebaikan pada semua orang di sekitar Anda.

Seiring dengan itu, Kita pun perlu membaca tulisan-tulisan para praktisi spiritual. Memahami tulisan dan buku-buku para praktisi spiritual adalah hal mendasar untuk mempelajari kehidupan para praktisi spiritual.

Dan yang tak kalah pentingnya adalah bergabung dengan komunitas spiritual di lingkungan Anda. Di antara kunci melepas lara dan keterasingan hidup adalah dengan sering mendatangi majelis-majelis ilmu dan zikir.

Meningkatkan Kualitas Diri untuk Mencapai Tujuan Hidup

Setiap kita bisa menyebutkan satu persatu formulanya, tapi ada satu yang cukup penting untuk program penataan diri ini. Kuncinya adalah penataan nafsu.

Dari pengalaman saya bergaul dengan banyak kalangan, melakukan refleksi atas setiap perjalanan baik pribadi maupun tokoh sejarah ternyata terungkap bahwa siapa yg susah mengendalikan nafsunya, susah mengendalikan dirinya, uangnya, juga keluarganya.

Para, Ikhwan dan akhwat yang Dikasih Sayangi Allah. Puasa adalah media kita untuk mengendalikan nafsu. Puasa, bukan hanya sekedar tak boleh mengumbar amarah tapi juga mengarahkan antena pikiran kita menuju pikiran-pikiran positif dan yang lebih penting adalah produktif.

Tentu untuk bisa lebih optimal kita perlu bekal, dan bekal penting untuk semakin tertata diri kita, nafsu kita dan produktivitas kita adalah dengan memiliki Wawasan yang Luas.

Coba bayangkan kita mengambil keputusan tanpa dukungan informasi dan pengetahuan?  Tak hanya di dunia bisa-bisa kita juga celaka hingga alam pasca dunia!

Para, Ikhwan dan akhwat yang Dikasih Sayangi Allah. Mari kita dalami lebih lanjut apa yang dimaksud dengan Berhati Teduh dan Lapang Dada. Hati yang teduh berarti hati yang nyaman (istilah orang cikarang : adem), hampir tidak ada gejolak, kecuali gejolak yang ringan.

Hati yang teduh begitu menentramkan, begitu nikmat. Supaya kondisi hati dalam keadaan teduh, maka dinamika hati harus dipelihara.

Hati yang teduh hanya akan kita peroleh saat kita tunduk akan perintah Allah dan menjauhi apa apa yang dilarang-Nya seraya melakukan apa apa yang diperintahkan-Nya.

Jadi, untuk memiliki kondisi hati yang teduh dan dada yang lapang, kita harus senantiasa berhati tulus dan bersikap mawas diri. Maka perbanyaklah berzikir, qiyamul lail dan bersedekah setiap hari.

Sedangkan Lapang dada adalah keikhlasan menerima sesuatu takdir atau semua peristiwa yang terjadi. Menerima dengan ikhlas tanpa keluhan. Bukan pasrah dan menyerah tetapi bertawakal setelah berikhtiar. Sikap para pejuang yang tetap menyandarkan diri pada Allah bukan hanya kemampuan diri.

Lalu bagaimana Menjadi Manusia yang Berpikir Solutif ?

Para, Ikhwan dan akhwat yang Dikasih Sayangi Allah. Cara berpikir solutif sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Dengan berpikir solutif, kita mampu mencari solusi yang tepat dan efektif untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang terjadi.

Berpikir dan bertindak solutif merupakan langkah yang tepat saat ingin menyelesaikan suatu permasalahan.

Mari Kita Lihat Slide selanjutnya (4)

Ada lima tahapan yang perlu kita lakukan dalam menyelesaikan masalah.

  1. Merasakan
  2. Memahami Masalah
  3. Petakan Masalah
  4. Buat Rencana
  5. Evaluasi

1. Feeling  (Me-RASA-kan). Saat kita merasakan bahwa ada masalah, saat itu pula kita menyadari masalah yang sedang dihadapi dan mencoba untuk mencari jalan keluar.

2. Memahami Masalah (Understand the Problem). Memahami masalah penting untuk disadari. Ketahui masalah, apakah masalah yang standar atau masalah yang lebih kompleks atau ekstrim.

3. Petakan masalah, lalu Selesaikan Masalah Termudah.

4. Buat Rencana. Carilah penyebab masalah tersebut. Lalu buatlah rencana-rencana yang dapat menyelesaikan masalah tersebut.

5. Evaluasi. Mengevaluasi hasil dari tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya. Jika berhasil bersyukurlah, tetapi jika gagal maka harus lebih optimis dan kembali ke tahap sebelumnya yaitu understand the problem.

Bagaimana Menjadi Orang Bijaksana

Kebijaksanaan adalah sesuatu yang sulit untuk didefinisikan namun kita dapat mengetahuinya saat kita melihatnya. Orang yang bijak tetap tenang di dalam sebuah krisis.

Oleh karena itu, menjadi bijak atau menjadi orang bijaksana itu bukan sesuatu yang mudah dan sekali jadi. Menjadi bijak itu adalah suatu proses keseharian hidup terus-menerus. Proses itu tidak pernah berakhir. Proses itu sendiri adalah sebuah seni memaknai hidup secara baik.

Orang bijak pandai dalam menggunakan akal budinya, berdasarkan pengalaman dan pengetahuan, untuk menciptakan adanya keharmonisan antara individu dan lingkungan.

Sehingga seseorang yang bijaksana adalah orang yang mempunyai sikap yang tepat dalam menyikapi setiap keadaan dan peristiwa sehingga memancarlah keadilan, ketawadluan dan kebeningan hati.

Seseorang tidak akan bisa tahu bahwa dirinya itu sudah bersikap bijaksana atau tidak. Ada beberapa tanda yang dapat menunjukkan bahwa sudah ada sikap bijaksana di dalam diri kita,

Lima Indikator Orang Bijaksana

  1. Selalu mempertimbangkan banyak hal dalam memutuskan sesuatu
  2. Senantiasa mengesampingkan ego dalam kehidupan bersosial
  3. Tidak mudah terpancing emosi saat ada ketidakcocokan
  4. Berani meminta maaf terlebih dahulu jika berbuat salah
  5. Tidak pernah merasa dendam meskipun telah disakiti.

Jadi bisakah kita menjadi bijak? Insya Allah, namun ada banyak faktor untuk diingat. Kita harus memperhitungkan orang-orang yang memiliki tujuan, prioritas dan respon berbeda-beda dan diri kita sendiri, baik dalam jangka pendek dan jangka panjang.

Jika Anda dapat mempertimbangkan itu semua, kita mungkin menunjukkan kebijaksanaan. Namun kompleksitas seharusnya tidak menghentikan kita dari mencoba.

Seperti apa yang dikatakan Guru Mursyid Kita, Allahyarham Syaikh Inyiak kepada saya, "Bukan berarti Kamu harus mendadak menjadi Orang Bijak, namun kamu bisa berusaha menjadi sedikit lebih bijaksana."

Wa billahi Taufiq wal Hidayah. Wa a’fu minkum

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb

 

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama