SUBHANALLAH! Sampai hari ini, Pandemi Covid-19 sudah berjalan lebih dari sembilan bulan, tetapi hingga saat ini belum ada tanda-tanda pemerintah sudah berhasil menghentikan penularan. Berdasarkan data pada Minggu (13/12/2020), Bertambah 6.189, Total Kasus Covid-19 Mencapai 617.820 Orang.
Padahal,
dampak Covid-19 ini sangat luar biasa. Ekonomi menjadi macet. Politik kembang
kempis. Pengusaha gulung tikar. PHK terjadi di mana-mana. Karuan saja, jumlah
pengangguran semakin bertambah, kemiskinan pun meningkat. Covid-19 memang
menjadi ujian bagi rakyat dan bangsa ini. Ujian bagi rakyat, apakah siap untuk
menghadapinya di tengah bayang-bayang perut kosong dan kelaparan.
Pada
masa pandemi ini, ujian atau cobaan spiritualitas diri sedang diuji sang
pencipta. Bagaimana tidak, masyarakat sedang mengalami kondisi yang tidak
normal. Ada dua tahapan yang perlu diperhatikan yakni potensi untuk resisten
atau melawan terhadap kondisi dan tahapan komitmen untuk beradaptasi dengan
kondisi dengan mengikuti aturan yang diberlakukan. Keduanya sangat dipengaruhi
aspek intelektual dan spiritual seseorang.
Sehubungan
dengan hal tersebut di atas, di tengah pandemi Covid-19 yang tak kunjung
mereda, ikhtiar menyemai nilai-nilai spiritual terus dilakukan Majelis Dakwah Al-Hikmah
(MDA). Pada Jum'at, (11/12/2020), MDA meluncurkan kanal Gen-Z Entertainment Channel.
Kanal ini akan menyajikan konten "Ngopi" (Ngobrol Spiritual Bareng Aby), podcast "Solusi
Aby" (Problem Solving
Berbasis Spiritual Atasi Problematika Hidup) dan konten web series "Tetangga
Gen-Z" (Sampaikan Walau Satu
Ayat Sebagai Upaya Membumikan Al-Qur'an Diantara Tetangga).
Peluncuran
Kanal Gen-Z Entertainment Channel sebagai ikhtiar MDA menarik minat masayarakat,
terutama kalangan generasi Z dan milenial untuk peduli terhadap berbagai
persoalan kehidupan masyarakat dan kebangsaan.
Melalui
Kanal Gen-Z Entertainment , MDA ingin mengajak masyarakat menemukan
kembali nilai-nilai spiritualitas melalui channel youtube ini. Pasalnya,
spiritualitas tidak hanya selalu berkaitan dengan religi dan Allah saja, akan
tetapi spiritualitas juga sebagai berfungsi sebagai pelarian kejiwaan, obsesi
maupun kebutuhan rohani bagi masyarakat di tengah ancaman pandemi dan jepitan
Resesi Ekonomi ini.
Sebagaimana
kita ketahui, riset We Are Social bersama Hootsuite dalam Digital 2020
melaporkan penetrasi internet di Indonesia mencapai 175,4 juta pengguna
internet atau sekitar 64 persen dari total populasi penduduk. Youtube menempati
peringkat pertama sebagai platform yang sering dikunjungi, yakni sebesar 88
persen.
Maka, kanal Youtube Gen-Z Entertainment diharapkan bisa menjadi oase di tengah dahaga mental-spiritual masyarakat, khususnya di kalangan milenial dan Gen Z. Khususnya guna mengubah kaum rebahan menjadi generrasi perubahan (Agent of Change) dengan menjadikan spiritualitas sebagai satu solusi untuk masalah hidup dan kehidupan.
MDA akan Perkuat Dakwah Lewat Media
Sosial
Ketua
Dewan Syura' Majelis Dakwah Al-Hikmah (MDA), Kyai Ageng Khalifatullah Malikaz
Zaman mengatakan, ke depannya pihaknya akan memperkuat dakwah lewat media
sosial. Dengan begitu, dakwah Islam bisa mengikuti perkembangan zaman.
"Ke depan dalam dakwah kita juga sudah harus mulai merambah media
sosial agar tetap mengikuti perkembangan zaman saat ini," ujar Kyai Ageng saat menghadiri
acara peluncuran kanal Gen-Z Entertainment Channel di Pendopo Al-Hikmah,
Cikarang, Jawa Barat.
Pengasuh
Pesantren Al-Barokah wal Hikmah ini menuturkan, untuk menyasar generasi
milineal pola dakwah juga harus mulai diubah. Dakwah tidak harus di masjid,
tapi juga bisa dilakukan di tempat-tempat yang disukai generasi millenial.
Sementara,
generasi millenial saat ini lebih suka berselancar di media sosial. Karena itu,
peran media sosial harus dikembangkan sebagai sarana dakwah. Apalagi,
berdasarkan data Nielsen Company, pengguna smartphone di Indonesia
mencapai 78 persen, sedangkan pengguna internet mencapai 47 persen.
"Sarana media sosial ini sangat
dibutuhkan masyarakat, yang tidak mau repot dan tidak mau terikat. Peran dakwah
ini tentu tidak mungkin hanya bisa dilakukan oleh MDA, namun kerja sama banyak
pihak,"
katanya.
Menurut
Kyai Ageng melalui media sosial, dakwah bisa tersampaikan dengan baik
dibandingkan dengan dakwah melalui acara-acara keislaman. Hal ini dimungkinkan
karena masyarakat, dalam hal ini para pemilik akun media sosial, berada dalam
situasi 'tidak dipaksa'. Maksudnya, mereka membaca kultweet atau dakwah
tersebut ketika mereka memang ingin membacanya, begitu juga sebaliknya.
Karena
itulah Kyai Ageng Khalifahtullah Malikaz Zaman menganjurkan para da’i
dan dai’yah
MDA untuk memanfaatkan media sosial sebagai media dakwah. Dikatakannya, dakwah
di media sosial itu lebih orisinil karena langsung dari pendakwah aslinya.
Jadi, integritasnya lebih terjaga.
"Silakan mem-posting
kultweet-kultweet tentang keislaman dan berbagi informasi yang bermanfaat.
Dengan demikian, masyarakat bisa selalu mendapatkan siraman rohani keislaman
atau bertanya tentang hal keagamaan secara langsung, kapan pun dan di manapun,
tanpa harus datang ke acara tausiyah atau pengajian," pungkas Kyai Ageng. (aby zamri).
Posting Komentar