Totalitas Majelis Dakwah Al-Hikmah dalam Mengatasi Pandemi Covid-19 dan Resesi Ekonomi

 


Pandemi covid-19 yang masih terjadi di tengah Resesi Ekonomi saat ini seharusnya tidak menghalangi gerakan dakwah. Justru sebaliknya, ini dijadikan kesempatan bagi para da'i untuk semakin kreatif dalam berdakwah.

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa hari ini, para  pendakwah  mendapatkan tantangan baru untuk membuktikan perannya sebagai pelayan terbaik bagi umat. Tantangan itu bukan berasal dari ras manusia melainkan dari makhluk mikroskopis yang bahkan tak memiliki taring: Covid-19.

Covid-19 merupakan nama teknis virus corona yang berasal dari sebuah kota di China, Wuhan. Karena penyebarannya yang begitu cepat, WHO menetapkan Covid-19 menjadi masalah kesehatan global sejak 31 Januari 2020. Bukan hanya menakutkan karena bisa menyebabkan kematian dan menghancurkan ekonomi suatu negara, virus ini juga bisa memicu kekacauan sosial.

Majelis Dakwah Al-Hikmah sebagai gerakan sosial-keagamaan terpanggil untuk melaksanakan kerja-kerja kemanusiaan. Persyarikatan yang didirikan Kyai Ageng Khalifatullah Malikaz Zaman  ini memang selalu siap hadir menghadapi berbagai kondisi zaman yang terkadang kurang bersahabat. 

Tidak main-main, Majelis Dakwah Al-Hikmah benar-benar serius menghadapi Covid-19. Ada tiga strategi vital yang dilakukan Majelis Dakwah Al-Hikmah: Pertama, Metode Dakwah Problem Solving; kedua,  Bimbingan Keagamaan; ketiga, Konsultan Bisnis dengan Sentuhan Spiritual.

Itulah tiga strategi Majelis Dakwah Al-Hikmah menghadapi pandemi Corona, dimulai dari Metode Dakwah Problem, Bimbingan Keagamaan dan Konsultan Bisnis dengan Sentuhan Spiritual. Metode Dakwah Problem Solving membimbing umat untuk mengatasi berbagai problem yang dihadapi berdasarkan Petunjuk Qur'an dan Sunnah.

Para ‘Ulama memberikan taushiyah kepada umat bagaimana menyikapi Pandemi dalam perspektif keimanan. Sehingga energi Iman bisa memberikan kekuatan kepada masyarakat dalam Mengatasi Krisis.

Seiring dengan itu para Counselor di Spiritual Business Consultant yang berpengalaman melayani umat dalam konsultasi dan bimbingan teknis, bagaimana mengelola bisnis agar bisa bertahan di masa pandemi dan dapat keluar dari Kemelut Ekonomi dan Keuangan dengan dengan Selamat dan Sukses.

Kolaborasi ini telah menandai sebuah transisi dramatis di mana masing-masing elemen Majelias Dakwah Al-Hikmah saling bekerjasama untuk mengatasi Covid-19 dan menyiasati resesi ekonomi.

Metode Dakwah Problem Solving MDA

Majelis Dakwah Al-Hikmah (MDA) mempunyai visi rahmatan lilalamin. Sebagai Lembaga Dakwah, MDA mengembangkan Metode Al-Hikmah yang disebut juga sebagai Metode Dakwah Problem Solving. Metode Dakwah Al-Hikmah mengarahkan jama'ahnya pada jalan yang memberi kemaslahatan diri sendiri, orang lain serta lingkungan.

Dengan visi itu, jika ada persoalan umat maka MDA harus melakukan upaya transformatif untuk mengatasi persoalan umat. Upaya itu dilakukan sesuai dengan misi Islam diturunkan sebagai petunjuk dan rahmat untuk membebaskan manusia dari semua bentuk perbudakan atau penghambaan yang melawan nilai-nilai teologis dan nilai-nilai dasar kemanusiaan.

Karena itulah, MDA tidak memposisikan Islam sebagai dien yang statis untuk jama'ahmya sendiri, tetapi harus ditransformasikan dan ditafsirkan untuk kemaslahatan umat manusia. Transformasi inilah yang disebut sebagai bentuk riil dari gerakan sosial transformatif. Karenanya, gerakan Dakwah MDA merupakan Gerakan Sosial yang berupaya memberikan kedamaian dan kesejahteraan bagi seluruh umat yang ada di dunia.

Gerakan Dakwah Transformatif merupakan upaya Majelis Dakwah Al-Hikmah untuk menganalisis dan memberikan alternatif solusi terhadap segala bentuk dehumanisasi sosial. Pasalnya, Islam adalah dien yang hakikatnya bukanlah milik perseorangan atau kelompok.

Karena itulah, Majalis Dakwah Al-Hikmah sebagai Gerakan Dakwah Transformatif senantiasa berusaha untuk Membela Kaum Tertindas, Menyantuni Yatim dan Dhu'afa serta Memberdayakan Masyarakat serta Memberdayakan Masyarakat yang Termarjinalkan dalam Pembangunan.

Tasawuf Transformatif sebagai Solusi Problematika Manusia di Tengah Jepitan Pandemi

Dalam Islam terdapat unsur tasawuf yang menjadi bagian yang sangat signifikan bagi keberadaan Islam transformatif. Tasawuf terus mengalami perubahan dari amaliah indiviudalistik ke sosial, dan dari zuhud anti dunia ke zuhud yang memperbaiki dan ‘membumikan’ dunia dengan nilai-nilai tauhid dan sufistik.

Tasawuf yang sarat dengan gerakan sosial inilah yang kemudian dikenal dengan istilah Tasawuf Transformatif. Tasawuf transformatif, pertama kali digagas oleh Guru Mursyid kita, Allahyarham KH. Muhammad Zuhri. Tasawuf transformatif, merupakan upaya untuk pelibatan diri seorang sufi dalam memperbaiki dan mengubah kehidupan masyarakat.

Tasawuf transformatif tidak menekankan sikap spiritualisme pasif dan isolatif (i’tizaliyah), tetapi tasawuf dijadikan spiritualisme aktif dan dinamis dengan menjadikan tasawuf sebagai sumber nilai dan semangat untuk menjadikan masyarakat lebih berkarakter, mandiri, dan sejahtera. Tasawuf transformatif ingin membantu masyarakat untuk menyelesaikan berbagai problematika kehidupan.

Karena itulah, Pandemi Covid-19, semakin menguatkan tekad Jamaah Majelis Dakwah Al-Hikmah untuk mengembangkan Metode Dakwah Problem Solving kepada seluruh umat manusia. Suatu Metode Dakwah  dalam bentuk partisipasi yang sangat dibutuhkan untuk mengatasi berbagai tantangan global seperti pandemi, perubahan iklim, krisis energi, kelaparan dan kemiskinan ekstrem, dan lain-lain.

Peran serta seluruh Jamaah MDA dalam mengatasi hal ini hingga akarnya diharapkan dapat mencegah terjadinya pandemi di masa mendatang. Peran serta dan partisipasi itu diwujudkan dalam bentuk amal shaleh dan perbuatan nyata menurut kapasitas dan konteksnya masing-masing, baik untuk kepentingan individu sendiri maupun kepentingan bersama yang lebih luas.

Berbagai kesulitan hidup akibat guncangan ekonomi serta ancaman kesehatan dan nyawa oleh pandemi Covid-19 merupakan suatu cobaan besar dan berat bagi warga dunia, di mana sangat dibutuhkan kesabaran, keikhlasan dan kebersamaan dalam menyikapi musibah yang sekaligus adalah ujian keimanan dan ketaqwaan kita semua.

 

Business Consultant with a Spiritual Twist

Sebagaimana sudah kita ketahui dan rasakan bersama, Pandemi Covid-19 telah membuat berbagai aspek kehidupan sebagian besar masyarakat porak-poranda. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia mengalami kontraksi dua kali berturut. Sehingga akhirnya, Indonesia terjerambab ke jurang resesi.

Karuan saja, hal ini membuat para pengusaha harus memutar otak lebih dari biasanya agar bisa bertahan di tengah Jepitan Pandemi dan Ancaman Resesi ini. Dalam kaitan itulah Majelis Dakwah Al-Hikmah mendirikan Spiritual Business Consultant yang memberikan Konsultasi Bisnis dengan Sentuhan Spiritual.

Spiritual Business Consultant menawarkan kepada para wirausahawan Konsep Bisnis berbasiskan Manajemen Ilahiyah yang merupakan perpaduan unik antara spiritualitas dan strategi bisnis Islam. Sehingga Anda dapat menciptakan dan menarik kesuksesan, waktu, dan kebebasan dengan cara Anda sendiri.

Layanan ini ditujukan untuk klien bisnis yang memerlukan nasihat dan pemahaman tentang situasi tertentu dengan cepat dan akurat.  Mereka dapat bertanya tentang klien, karyawan, alur kerja, penjualan, situasi dengan ekspansi perusahaan, dan intervensi awal untuk manajemen bencana.  Ini akan membantu Anda mendapatkan tampilan yang tidak memihak. 

Program Pembinaan Pengusaha Berbasiskan Spiritualitas ini Diselenggarakan untuk Mereka yang:

  1. Ingin memperjelas apa yang benar-benar Anda inginkan. Sehingga Anda dapat bergerak dengan fokus ke arah itu,
  2. Ingin menjadi makhluk kreatif dan inovatif dalam beberapa cara,
  3. Percaya pada spiritualitas — bahwa ada lebih banyak kehidupan daripada apa yang dilihat,
  4. Ingin tahu cara mengakses Sumber dari segala Sumber dari kehidupan,
  5. Ingin membuat ruang untuk membuat sesuatu yang baru.

Demikianlah, sekilas kiprah Majelis Dakwah Al-Hikmah di tengah Jepitan Pandemi Covid-19 dan Ancaman Resesi Ekonomi. Seiring dengan itu, MDA terus berikhtiar agar amal shaleh dan berbagai program MDA tetap berlangsung dan mampu bertahan dalam situasi pandemi. 

“Kepada para elit pimpinan dan penyelenggara negara, kita berharap situasi pandemi ini menjadi penting untuk refleksi dalam pengelolaan negara ke arah yang lebih baik. Mereka serta tokoh masyarakat harus memberikan teladan dalam menghadapi dan mencari solusi atas pandemi Covid-19 ini,” kata Ketua Dewan Syura Majelis Dakwah Al-Hikmah, Kyai Ageng Khalifahtullah Malikaz Zaman. (az).

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama