Mungkin semua orang tahu bagaimana rasanya memiliki kesadaran. Namun, saya yakin, banyak di antara kita yang melewati hari begitu saja. Tak sadar jam berlalu dan terasa sibuk sekali rasanya. Hidup di kota yang selalu terburu-buru, perlahan sepertinya tidak ada dalam kamus mereka. Berjalan ya dengan cepat, bekerja secepat mungkin diselesaikan, segalanya harus cepat sehingga waktu 24 jam rasanya tak pernah cukup. Padahal untuk apa buru-buru?
Terkadang, Kita terlalu banyak bicara, jarang sekali
mendengarkan dengan sepenuh hati. Sekalipun, mungkin saja hal itu dilakukan tanpa
sadar diri. Pasalnya, tidak semua orang tahu apa sesungguhnya
Kesadaran Diri? Padahal, Kesadaran Diri sangat penting untuk kita miliki,
kalimat yang dalam bahasa inggris disebut conscious ini harus
dimiliki oleh setiap individu.
Pasalnya, mayoritas apa yang kita lakukan di dunia ini,
haruslah kita lakukan dengan kesadaran.
Kesadaran akan bagaimana yang seharusnya dia lakukan di dunia ini, kesadaran
akan pentingnya memaknai hidup, kesadaran akan agama yang akan menuntun kita
untuk menjalani dunia ini dan yang pasti kesadaran akan tuhan yang selalu
mengawasi setiap tindak laku kita di dunia.
Kesadaran Diri
dalam perspektif Tasawuf Transformatif mengandung pengertian menemukan Jati Diri dengan cara mendidik dan
menghidupkan potensi-potensi fitrah dan internal yang ada pada wujud dirinya
dan kemudian menjiwai (memahami dengan hati) hakikat-hakikat keberadaan dan
nama-mana serta sifat-sifat Ilahi.
Dengan demikian, kesadaran diri memiliki tingkatan dan
cabang-cabang yang beragam, yang mana tingkatan sempurnanya itu adalah
kesadaran diri irfani (sufistik) yang ia telah terkait dan
menyatu dengan hubungan dan korelasi manusia dengan realitas serta kesejatian
hakikinya yang tidak lain hal itu adalah khalifatullah.
Jadi, Kesadaran Diri adalah memiliki persepsi yang jelas
tentang kepribadian Anda, termasuk belief, kekuatan & kelemahan,
pikiran, kepercayaan, motivasi dan emosi. Dengan memiliki kesadaran diri,
memungkinkan Anda untuk memahami diri sendiri dan memahami orang lain,
bagaimana orang lain memandang Anda, serta sikap dan tanggapan Anda terhadap
mereka
Melatih Kesadaran
dengan Teknik Zikir Nafas Al-Hikmah
Sekarang saya akan membahas bagaimana caranya agar kita bisa
lebih sadar pada emosi diri dan menjadi
mindful? Sehingga kita bisa tetap rasional ketika kenyataan yang kita tahu
itu berubah begitu cepat? Terutama ketika rasanya selalu disibukkan dengan
berbagai pekerjaan, mengurus rumah serta suami, plus ada tanggung jawab
mendidik anak. Tak sedikit yang kemudian "burnout" karena rasanya
selalu dikejar banyak hal.
Berdasarkan pengalaman kami, di Spiritual Business Consultant
dan rekan-rekan ahli Spiritual Therapist di Rumah Sehat Al-Hikmah, untuk berlatih dan mengalami
kesadaran (mindfulness), Teknik Zikir Nafas Al-Hikmah memang satu metode
yang efektif. Teknik Zikir Nafas Al-Hikmah pada dasarnya adalah “latihan
hening." Latihan hening ini dilakukan dalam kondisi berzikir
menyebut Nama Allah dalam hati, sambil duduk dengan tenang, mata
terpejam, tarik dan buang napas senatural mungkin. Rasakan napas, tubuh kita
bergerak, fokus pada perasaan yang muncul. Lakukan setiap hari agar kita bisa
kembali fokus untuk menjalani hari. Kita perlu belajar nyaman dengan sepi dan
diam karena kita adalah manusia kelelahan. Kelelahan atas keinginan dan harapan
kita sendiri.
Namun demikian, sesungguhnya dalam berzikir, seseorang tidak
harus memisahkan dirinya dari kehidupan nyata. Tak harus duduk bersila, tak
perlu pergi ke tempat-tempat tertentu. Sekali lagi, Teknik Zikir Mindfulness adalah
sesuatu yang sederhana. Bisa cukup dimulai dengan berzikir sambil mengamati
aktivitas tubuh yang paling mendasar, tetapi cenderung terabaikan: bernapas.
Mengamati napas. Menyadari adanya aliran udara masuk yang
sejuk, disusul kemudian embusan udara keluar yang hangat. Membiarkannya
berlangsung secara alamiah. Tidak dipanjang-pendekkan secara sengaja. Intinya
adalah bagaimana Kita menyelaraskan zikir dalam qalbu dengan irama masuk dan
keluar nafas dari hidung. Sehingga akhirnya, kita merasa nyaman dan tenteram.
Pengamatan napas menuju mindfulness ini
dapat dilakukan hampir kapan dan di mana saja. Sesaat setelah bangun, saat
mandi, saat menunggu, saat berada di kendaraan umum, saat joging atau
berolahraga, saat rehat di kantor, sesaat masa hening setelah beribadah, bahkan
sesaat sebelum tidur.
Terlepas dari aksesibilitas dan kesederhanaan yang tampak
dari Teknik Zikir Nafas Al-Hikmah ini, pikiran manusia cenderung menciptakan
hambatan ketika harus mengalami momen saat ini. Terkadang kita terjebak
bertanya-tanya apakah kita berlatih dengan cara yang benar, seolah-olah ada
cara “benar” dan “salah” untuk bernapas.
Sementara beberapa tradisi spiritual memiliki pedoman khusus
tentang apa yang merupakan pernapasan yang efektif, keindahan Teknik Zikir
Nafas Al-Hikmah terletak pada kesederhanaannya: Berzikir sambil
membawa kesadaran pada napas dan mengamatinya, sebagaimana adanya, sudah cukup.
Jangan memaksakan napas, atau berusaha keras kepada fokus
Anda. Biarkan napas mengalir secara alami, dan hanya ikuti saja bagaimana
rasanya. Nikmati itu, seolah-olah itu adalah sensasi indah yang ingin Anda
perpanjang. (az).
Posting Komentar