Kesadaran Batin yang Membebaskan dari Belenggu Duniawi


Saudaraku. Yakinlah! Setiap ada ujian di situ ada kenaikan kelas. Pandemi Covid-19 anggaplah sebagai ujian atau musibah yang bersamanya terkandung pesan Spiritual Ilahiyah. Jadi, musibah atau penderitaan apa pun sesungguhnya untuk menyadarkan kita. Karena itulah, kita perlu merenung, berkontemplasi dan tafakkur sejenak, maka akan kita sadari bahwa di balik setiap musibah dan penderitaan selalu ada rahasia Allah (hikmah) yang sulit ditebak. Untuk memahaminya, marilah kita hayati dan tafakkuri Firman Allah SWT berikut ini:

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi roji’uun’. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk ”. (QS. al-Baqarah : 155-157). 

Jadi, berbagai masalah yang kita hadapi hari ini, sesungguhnya adalah ujian dari Allah untuk mendapatkan Berkah dan Rahmat-Nya. Sedangkan Hikmah di balik sakit dan musibah diterangkan Rasulullah SAW, beliau bersabda: "Tidaklah seorang Muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu, melainkan ditetapkan baginya dengan sebab itu satu derajat dan dihapuskan pula satu kesalahan darinya.” (HR Muslim: 2572) 

Apabila sakit dan musibah telah menimpa, maka seorang mukmin haruslah sabar dan ridho terhadap takdir Allah SWT dan harapkanlah pahala serta dihapuskannya dosa-dosanya sebagai imbalan dari musibah yang menimpanya. Untuk itulah kita harus menyadari bahwa satu diantara hikmah atas persoalan yang kita hadapi hari ini adalah untuk menaikkan kelas dan martabat spiritualitas kita.

Menjadi sadar – being mindful, ialah batin yang siuman, batin yang awas terhadap segala stimulus dan sensasi yang muncul baik dari luar maupun dalam tubuh kita sendiri, batin yang terjaga dalam setiap sekon keberadaannya. Karena itu, kesadaran batin selalu berorientasi pada saat ini, pada detik ini. Sebab ibarat benda yang terlampau cair, batin terus berubah. Keadaan batin kita saat ini sudah jauh berbeda dibanding sedetik yang lalu, begitu pula kondisinya sedetik mendatang.

Perubahan dalam batin itu berlangsung sangat cepat. Karena itulah, kita membutuhkan keimanan sebagai jangkar spiritual agar tidak terombang-ambing oleh gejolak perasaan. Sehingga kita bisa menyadari bahwa apapun yang kita hadapi hari ini tak lepas dari kendali Allah SWT. Jadi, Sadar dalam konteks ini memiliki aspek lebih mendalam. Bukan sekadar (1) lawan dari kondisi tertidur, atau pingsan; (2) tahu dan paham tentang sesuatu yang berasal dari luar diri; (3) mampu berpikir dan mempertimbangkan banyak hal dalam bersikap. 

Kita harus sadar sepenuhnya bahwa tidak ada satu pun di alam ini yang terjadi secara kebetulan, sebagaimana tertuang dalam Al-Qur`an, "... Allah mengatur urusan (makhluk-Nya)." (ar-Ra'd: 2). Dalam ayat lain dikatakan, "dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula)..." (al-An'aam: 59). 

Dialah Allah Yang menciptakan dan mengatur semua peristiwa, bagaimana mereka berawal dan berakhir. Dia pulalah yang menentukan setiap gerakan bintang-bintang di jagat raya, kondisi setiap yang hidup di bumi, cara hidup seseorang, apa yang akan dikatakannya, apa yang akan dihadapinya, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur`an, "Sesungguhnya, Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran." (al-Qamar: 49) "Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya, yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." (al-Hadiid: 22)

Melatih Kesadaran dengan Teknik Zikir Nafas Al-Hikmah

Untuk berlatih dan mengalami kesadaran (mindfulness), Teknik Zikir Nafas Al-Hikmah memang satu diantara metode yang efektif. Dalam berzikir pun, seseorang tidak harus memisahkan dirinya dari kehidupan nyata. Tak harus duduk bersila, tak perlu pergi ke tempat-tempat tertentu. Sekali lagi, mindfulness adalah sesuatu yang sederhana. Bisa cukup dimulai dengan berzikir sambil mengamati aktivitas tubuh yang paling mendasar, tetapi cenderung terabaikan: bernapas.

Mengamati napas. Menyadari adanya aliran udara masuk yang sejuk, disusul kemudian embusan udara keluar yang hangat. Membiarkannya berlangsung secara alamiah. Tidak dipanjang-pendekkan secara sengaja. Pengamatan napas menuju mindfulness ini dapat dilakukan hampir kapan dan di mana saja. Sesaat setelah bangun, saat mandi, saat menunggu, saat berada di kendaraan umum, saat joging atau berolahraga, saat rehat di kantor, sesaat masa hening setelah beribadah, bahkan sesaat sebelum tidur.

Apabila berjalan baik, pengamatan napas tadi akan mengantarkan Anda ke pengalaman mindfulness yang lebih terperinci. Bukan hanya napas dan segala pergerakan fisik yang menyertainya (kembang-kempisnya perut atau dada, gesekan udara di tepi rongga hidung atau ujung atas bibir, dan seterusnya), perhatian Anda akan terarah kepada spektrum lebih luas. Beberapa hal misalnya, Anda menyadari dan mendengar detak jantung sendiri; Anda menjadi lebih awas terhadap segala sensasi yang muncul di seluruh tubuh secara bergantian maupun sekaligus; Anda mengenali sebuah respons emosi bahkan sebelum membentuk keinginan untuk bertindak.

Manfaat Kesadaran Diri

Alhamdulillah. Saat ini berzikir menuju mindfulness telah mulai dikenal sebagai tren gaya hidup. Terutama oleh mereka yang masih muda, tinggal di kota besar, sedang sibuk-sibuknya bekerja membangun karier. Tak sedikit dari mereka yang menempatkan mindfulness sejajar dengan ketenangan pikiran. Situasi yang dianggap menyenangkan dan menyamankan. Mereka pun selalu berusaha mencapai keadaan mindfulness dalam beraktivitas setiap hari. Agar tidak senewen, agar bisa mencapai work life balance, agar dijauhkan dari semua perasaan tidak menyenangkan, agar bebas dari segala gangguan. Ini tidak sepenuhnya benar.

Mindfulness melampaui batasan nyaman dan tidak nyaman. Menjadi sadar -  being mindful - berarti kemampuan mengubah persepsi. Dari seseorang yang mengalami dan merasakan, menjadi seseorang yang mengalami dan mengamati. Ada jarak yang dimunculkan.

Kita menjadi individu yang observatif, bukan reaktif. Diibaratkan ada sebongkah lumpur yang dilempar ke arah kita. Daripada berusaha menangkapnya - untuk kita lempar balik - dan mengotori tangan sendiri, kita hanya bergeser sedikit dan melihat lumpur tersebut melayang, berlalu dari pandangan.

Mereka yang terbiasa melatih diri dengan mempraktekkan Teknik Zikir Nafas Al-Hikmah pun akan cenderung terlihat lebih tenang. Tidak meledak-ledak, dan menanggapi kerisauan orang lain dengan tepis ringan. Tindakan dan pembawaan mereka seakan-akan mengucapkan: “Ya, kita lihat dulu bagaimana-bagaimananya.” Tak berisik.

Maka dari itu, mindfulness - kesadaran batin, adalah kesadaran yang membebaskan kita dari batin yang hingar-bingar dan perasaan tak menentu. Sehingga kita merdeka dari hiruk pikuk dan belenggu duniawi. (aby zamri).





2 Komentar

  1. Semoga dengan merangkul ke Hikmah.. masaalah yang tumbuh mampu kita lalui dengan sabar serta semakin mendekatkan diri kepada Allah Swt...

    Denga Hikmah Isya Allah kita akan meraih kejenihan berfikir dalam menyikapi sesuatu... tiada lagi buruk sangka apalagi menyalahkan orang lain
    Karena yang diyakini oleh insan Hikmah *Sekecil apapun yang terjadi semata-mata kehendak Allah*...

    Tinggal kita menunggu Hikmahnya dari setiap peristiwa yang melanda...
    Dikala kita rangkul ke arah yang positif Isya Alllah akan mendatangkan Hikmah yang positif serta sarat dengan Ilmu....

    BalasHapus
  2. Semoga dengan merangkul ke Hikmah.. masaalah yang tumbuh mampu kita lalui dengan sabar serta semakin mendekatkan diri kepada Allah Swt...

    Denga Hikmah Isya Allah kita akan meraih kejenihan berfikir dalam menyikapi sesuatu... tiada lagi buruk sangka apalagi menyalahkan orang lain
    Karena yang diyakini oleh insan Hikmah *Sekecil apapun yang terjadi semata-mata kehendak Allah*...

    Tinggal kita menunggu Hikmahnya dari setiap peristiwa yang melanda...
    Dikala kita rangkul ke arah yang positif Isya Alllah akan mendatangkan Hikmah yang positif serta sarat dengan Ilmu....

    BalasHapus

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama