Jadilah Seperti Air Yang Memberi Kehidupan



Kamang Mudik, JENIUSNET.- Suatu ketika, Guru Mursyid kita, Allahyarham Syaikh Inyiak Cubadak bertanya, "Cucuku, sejauh agama kau pahami dipadukan dengan ilmu yang kau miliki sudahkah engkau menemukan dirimu sendiri?”

Saya pun terdiam. Waktu terus berjalan, cukup lama, akhirnya "Alam Takambang Jadi Guru". Alhamdulillah🙏 Saya “MENEMUKAN ” diri sendiri ketika melihat air terjun, maka tersuratlah puisi berikut ini,

"Sarasah Aia Badarun 
Mamacah di alam sunyi
Jatuah aia Manimpo Batu
Rianglah Lumuik manarimo

Indah nampaknyo aia tajun
Sajuak Raso dipakai mandi
Maubek Rusuah dalam rindu
Sananglah hiduik dapek RASO"

(Serasah air berderum 
Memecah di alam sunyi
Air jatuh menimpa batu
Rianglah lumut menerima

Indah nampaknya air terjun 
Sejuk terasa dipakai mandi
Mengobati rusuh dalam rindu
Senanglah Hidup dapat RASA)

Saudaraku ❤ Allah Maha Besar, segalanya diciptakan dengan kekurangan dan kelebihan yang sangat pas takarannya bagi ukuran penilaian manusia, karena hanya manusia yang diberikan-Nya pikiran, perasaan, serta kepekaan. Karena itu, sekali waktu, saya ingin mengajak Anda untuk rekreasi ke air terjun. Menyaksikan keindahan alam ciptaan Allah. Menikmati sejuknya alam pegunungan. Seiring kita "TADABBUR" Alam.

Sambil merendam kaki dalam air yang bening, perhatikanlah, bagaimana curahan air yang menderu itu, secara alami membentuk sebuah telaga yang dapat digunakan pengunjung untuk mandi, berenang dan bermain air. Di atas telaga tersebut juga tak jarang terlihat biasan air yang membentuk sebuah pelangi di atasnya. Dikelilingi perbukitan khas dataran tinggi dan rerimbunan hutan membuat suasana di air terjun itu semakin sejuk dan asri.

Bila Anda Sempat "tadabbur" di dekat air terjun, Insya Allah, banyak Rahasia atau Pelajaran yang dapat ditemukan ketika menyaksikan deru air terjun. Tentu kita akan mengagumi ketinggiannya, besarnya ukuran telaga air yang diciptakan, dingin, sejuk, semilir angin. Tapi, coba sejenak merenung, bahwa air yang kita sentuh, sebelumnya ada di sebuah tempat yang sangat tinggi, tersembunyi, bahkan kita tidak pernah tahu di mana dan kapan air ini keluar dari tempatnya, lalu turun dan terciptalah air terjun yang kini tengah kita kagumi.

Saudaraku, Allah telah menakdirkan kita lahir dan berkembang dengan segala kemampuan yang kita miliki. Semua orang pasti punya kemampuan dan kelebihan. Sekecil apapun kemampuan dan kelebihan yang kita miliki, kita harus yakin bahwa hal itu akan bermanfaat bagi orang lain. Maka, segeralah turun, seperti air terjun. Janganlah jadi “Menara Gading”, diantara timbunan tulang belulang. 

Yuk...kita terjun lahir batin, moril dan materil dalam mewujudkan kepedulian terhadap Kaum Tertindas, menyantuni Yatim dan Dhu'afa serta Memberdayakan Umat yang TERMARJINALKAN. 

Mari kita lanjutkan Mari kita lanjutkan mencermati air terjun sebagai pembanding kehidupan ini. Lihatlah ❗Seberapa pun tingginya ia terjun, seberapa pun kuatnya ia terjatuh  dan  air terjun tetaplah air terjun yang keindahannya memukau kita semua. Kendati ia terjatuh berulang kali-tapi banyak orang yang mengangguminya.  Bahkan, keindahan air terjun, justru dapat terlihat dari seberapa tinggi dan kuat ia terjatuh. 

Begitupun halnya kehidupan kita-ketika kita terjatuh dan terlihat lemah-maka keindahan itu akan terlihat tak begitu mempesona. Tapi jika kita terjatuh dengan kuat dan tetap terlihat kuat-maka keindahan itu akan melekat dalam diri kita. Maka, Hiduplah seperti air terjun yang mengalir, meskipun banyak batu besar yang menghalangnya, dia akan tetap bermuara pada tempat yang tenang. 

Air itu lentur, fleksibel di segala medan lokasinya. Ia tidak pernah takut akan keadaan apaun, dinamis. Air itu Kuat, Sekeras-kerasnya batu dapat rusak oleh tetesan air. Diubah dalam bentuk apapun, air tidak akan hilang. Hiduplah seperti air. Mengalir, beriak dan bergelombang dengan tenang. menjadi sumber kehidupan dari segala yang hidup. (az).

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama