Bergerak Mengikuti Iradat Dan Qudratullah Menghadirkan Kesuksesan Ekonomi Dan Keuangan

Jakarta, JENIUSNET.- Saudaraku ❤ Ada serangkaian kata-kata HIKMAH dari Guru Spiritual kita, Allahyarham Bapak Doctor Bagindo Muchtar yang bunyinya sebagai berikut:

"Pisau Siraut Berhulu Tanduk,
Ambil untuk Meruncing Kalam,
Kalau Laut dijadikan Biduk,
Bilakah dia akan Karam."

Ketika kita memilih untuk selalu berfokus kepada diri sendiri, mengejar kesuksesan duniawi, karir, bisnis, politik dan lainnya, maka sesungguhnya kita sedang menjadikan diri kita bagaikan BIDUK di tengah lautan. Tanpa menghiraukan, memikirkan nyawa atau hidup kita lebih dari keinginan dan tujuan-tujuan Allah dalam kehidupan kita.

"Sayang-sayang buah kepayang,
Buah kepayang hendak dimakan,
Manusia hanya boleh merancang
Qudrat Allah jua menentukan."

Karena itulah, kita harus jadikan LAUT sebagai BIDUK agar tidak karam di hantam gelombang. Marilah kita Bergerak bersama Allah. Selaraskan langkah dan arah hidup kita kepada Tujuan dan maksud-maksud Allah. Oleh karena kuasa (Qudrat) dan keinginan (Iradat) Allah yang menentukan, maka kita perlu baharui MINDSET kita, supaya cara hidup dan pola pikir kita selaras dengan nilai-nilai Ilahiyah. Ketika Allah hadir, maka di situ pasti akan terjadi MUKJIZAT, ma'unnah, kesembuhan, dan berkah, perbaikan ekonomi, kelimpahan keuangan dan KEHIDUPAN yang Indah.

"Tuan Haji memakai jubah
Singgah sembahyang di Surau kampung
Kalau sudah kehendak Allah
Rezeki segenggam jadi sekarung."

Jadi, pilihlah untuk setia mengiringi RANCANGAN Allah. Ikuti Iradat (keinginan) dan Qudratullah (Kuasa-Nya). Pasalnya berfokus kepada kemampuan dan kepintaran semata dalam mengatasi kesulitan, masalah, utang, dan persoalan hidup lainnya pasti akan melemahkan iman kita. Oleh sebab itu, mari kalahkan segala ketakutan dan kekuatiran kita, hiduplah dalam, zikir, doa, Firman Allah dan selalu bersama JAMA'AH. Maka, bergeraklah MENGIKUTI IRADAT DAN QUDRATULLAH.

BERGERAKLAH Saudaraku👍Alam mengajarkan kita untuk senantiasa bergerak agar tercipta sebuah kesempurnaan sebagaimana fungsinya ia diciptakan. Sebagaimana air, apabila ia terus tergenang dalam sebuah wadah, maka ia akan jauh dari sebuah nilai kebermanfaatan dan kenikmatan, karena menimbulkan beragam jentik-jentik penyakit di dalamnya.

Begitulah hakikat sebuah kebermaknaan dalam penciptaan, untuk terus bergerak menghadirkan kebermanfaatan dan perubahan.  Namun demikian agar bisa bergerak bersama Allah, maka seseorang harus memiliki Kemampuan merasakan kehadiran Allah secara SADAR.

Mengatakan Allah itu Ada, mungkin mudah. Namun berbicara hal “MERASAKAN KEHADIRAN-NYA” adalah hal yang eksklusif dan menguatkan iman yang dirasakan oleh orang-orang yang MA'RIFATULLAH. Mengapa eksklusif? Karena kebenaran mutlak bahwa Allah Maha Hadir mungkin tidak mampu diyakini dan dialami oleh semua orang. Hanya orang-orang yang hidup di dalam MUJAHADAH dan Cinta Kasih-Nya yang dapat sungguh merasakan kehadiran Allah dan campur tangan Allah dalam setiap detil kehidupannya.

Oleh karena itu, untuk dapat MERASAKAN kehadiran-Nya mungkin diperlukan waktu 40 tahun agar kita bisa MENYADARI keberadaan-Nya di mana saja kita berada. Sedangkan menurut Guru Mursyid dari beberapa Thariqat Sufi yang berkembang di Nusantara menegaskan bajwa untuk "MENYAKSIKAN" Allah diperlukan latihan Kejiwaan (Riyadhatun Nafs) selama 3 tahun di dalam bimbingan seorang Mursyid yang Kamil lagi Mukammil.

Alhamdulillah 🙏 Kita panjatkan Puji Syukur kepada-Nya, Dia telah "Mengutus" hamba-Nya, Allahyarham Bapak Doctor Bagindo Muchtar yang memberi bimbingan tentang Ilmu Pengetahuan Sejati atau dikenal juga dengan ILMU GERAK QUDRATULLAH kepada kita, melalui Khalifah pelanjut Dakwah Beliau, Allahyarham Ayahanda Haji Nasir Adnin, Dzuriyyat XII, Raja Alam Pagaruyung Minangkabau, Daulat Nan Basusu Ampel. Mari Kita bacakan Al-Fatihah untuk Beliau-beliau itu, "Al-Fatihah."

Ilmu Pengetahuan Gerak Qudratullah adalah METODE yang perlu diterapkan dalam perkaderan Umat supaya mereka benar-benar bisa melihat, merasakan, menjangkau, mendekat, menyatu, atau menyaksikan langsung Wajah Allah melalui dimensi “NAFS” (jiwa).


Disinilah letak keistimewaan Guru Mursyid kita, Doktor Bagindo Muchtar sebagai seorang Pembimbing Spiritual yang MUMPUNI dan mempunyai kemampuan melihat Allah melalui dimensi “nafs” atau RUHIYAH. Maka metode atau praktik-praktik spiritualitas seperti Ilmu Gerak Qudratullah inilah yang harus dikembangkan dalam proses perkaderan Umat agar para kader terbuka HIJAB atau selubung batin supaya bisa menyaksikan Allah melalui mata batin atau qalbunya (mengalami musyahadah).

"Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat. Ke mana saja kamu  menghadap (waktu salat) di situlah wajah (keridhaan) Allah SWT. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) dan Maha Mengetahui." (QS Al-Baqarah:115).

Sehingga dalam KESADARAN PENUH, dia bisa MERASAKAN KEHADIRAN Allah, dimana saja dia berada. Merasakan kehadiran Allah bisa mendorong kita untuk lebih wawas diri serta penuh pertimbangan dan perhitungan saat akan melakukan sesuatu.

Merasakan kehadiran Allah adalah pengalaman rohani yang dapat menguatkan iman kita dan itu akan nampak dari sikap hidup kita, prinsip hidup yang kita pegang dan bagaimana kita menjalani hidup ini. 

Bila kita dapat merasakan kehadiran Allah dalam hidup kita, maka kita akan menjadi orang-orang yang makin Menyintai-Nya dan BERSERAH DIRI serta berkomitmen untuk hidup berpadanan dengan kehendak-Nya. 

Hidup ini akan terasa lebih hidup karena kita MEYAKINI ada Allah yang senantiasa menopang kehidupan kita dan tidak akan meninggalkan kita.(az).

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama