Jakarta, JENIUSNET.- Dalam laporan World Happiness Report (WHR) 2019 yang terbit akhir Maret lalu, ranking kebahagiaan Indonesia berada di posisi 92 dengan perolehan poin sebanyak 5.192. Di Asia Tenggara, Indonesia tertinggal dari Singapura, Thailand, Filipina dan Malaysia, dan berada di atas Vietnam, Kamboja, Laos dan Myanmar.
Indeks Kebahagiaan atau yang dikenal juga dengan Index of Happiness adalah salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur kesejahteraan masyarakat berdasarkan tingkat kebahagiaan masyarakat. Indeks kebahagiaan adalah indeks komposit yang disusun dari tingkat kepuasan masyarakat terhadap 10 aspek kondisi kehidupan esensial: kesehatan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan rumah tangga, keharmonisan keluarga, ketersediaan waktu luang, hubungan sosial, rumah dan aset, lingkungan, serta keamanan.
Studi kasus di negara-negara maju, kesadaran akan pentingnya keluarga kecil bahagia, sehat, dan sejahtera sudah menjadi hal yang sangat mendasar. Di Cina misalnya, ada Undang- Undang yang mengatur bahwa setiap keluarga hanya boleh memiliki satu orang anak, dan apabila lebih akan mendapat sangsi yang berat. Di Amerika, pasangan menikah banyak yang tidak berani memiliki anak karena belum memiliki pekerjaan tetap yang bisa menjamin ekonomi rumah tangga. Namun berbeda halnya dengan masyarakat Indonesia. Kita sering mendapatkan pasangan yang sudah memiliki 1-3 anak namun belum memiliki pekerjaan tetap.
Oleh karena itu, untuk membangun kesadaran tentang pentingnya Membina Keluara Bahagia dan Sejahtera maka Gerakan Politik Islam Nusantara perlu melakukan sosialisasi terus menerus dengan berbagai pendekatan sosial,
Pendidikan dan Pelatihan. Pasalnya, hingga saat ini masih banyak masyarakat yang belum benar-benar memahami hakikat sebuah keluarga. Padahal, di era globalisasi seperti saat ini yang dipenuhi tantangan dan resiko, keluarga yang kuat dan bermutu sangat bisa diandalkan untuk menyiapkan sumber daya manusia yang tangguh, berdisiplin, punya etika dan semangat bersaing yang mumpuni.
Oleh karenanya mengembalikan arti pentingnya peran keluarga merupakan langkah strategis yang harus dilakukan Gerakan Politik Islam Nusantara dalam upaya meningkatkan Kulitas Hidup Umat. Keluarga Bahagia dan Sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materiil yang layak, bertaqwa kepada Allah, memiliki hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang antar anggota dan antara keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.
Gerakan Pemberdayaan Keluarga Sejahtera merupakan satu diantara program Gerakan Politik Islam Nusantara bekerja sama dengan Majelis Dakwah Al-Hikmah dalam rangka mengentaskan kemiskinan, yaitu dengan cara
memberikan Pendidikan dan Pelatihan bagi masyarakat marjinal dan Keluarga tidak Mampu. Program ini diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sehingga bisa memutus mata rantai kemiskinan.
Persoalannya adalah bagaimana Gerakan Politik Islam Nusantara mampu melakukan pembinaan terhadap keluarga agar berkembang menjadi keluarga kreatif. Ada beberapa yang dapat dilakukan, yaitu:
- Pelatihan Membangkitkan dan Mendayagunakan Potensi Diri;
- Meningkatkan Pemahaman Iman, Taqwa dan Amal Shaleh;
- Melakukan pembinaan dan pendampingan manajemen ekonomi keluarga;
- Pembinaan kewirausahaan;
- Pemberian bantuan usaha modal usaha.;
- Pendidikan kreativitas.
- Menumbuhkan Kepedulian Sosial dan Meningkatkan Kesadaran Bersedekah.
Semoga semakin banyak keluarga Indonesia yang berkembang ke arah keluarga kreatif, dapat diyakini bahwa semakin hari semakin banyak keluarga Indonesia yang mampu mewujudkan diri menjadi keluarga yang sehat, sejahtera, sekaligus mandiri. (az).
Posting Komentar