Jakarta, JENIUS.- Banyak orang ingin hidupnya SEJAHTERA dan KAYA RAYA, namun tidak semua orang MENYADARI bahwa PENGHAMBAT utama rezeki dalam rumah tangga adalah jika suami isteri itu TAK HARMONIS. Isteri merasa bener sendiri, suami juga begitu merasa pinter dan bener sendiri. Tiap hari bukannya saling sayang, malah saling tuding. Apa-apa dipertengkarkan. Tak ada kasih sayang, tak ada cinta, tak ada rasa hormat dan menghargai satu sama lain. Inilah penghambat rezeki paling utama.
Padahal, MENIKAH, sesungguhnya adalah satu diantara pintu pembuka rezeki. Nikah bisa jadi pintu rezeki jika suami isteri menyatukan hati dan pikirannya menjadi satu visi, satu tujuan, yaitu menggapai ridha Allah. Kalau mereka tidak bisa menyatukan visi, jalan sendiri-sendiri malah akan menutup rezeki. Pintunya ada tapi TAK TERBUKA. Pintunya tersedia tapi kuncinya MACET, ya TAK kebuka juga. Maka jangan heran rumah tangga yang diwarnai pertengkaran dan keributan rezekinya jadi terhambat.
Guru Besar kita, Pendiri Pengajian Tawakal, Allah Yarham. H. Permana Sasrarogawaga mengingatkan, jika ingin hidup Bahagia, Sejahtera dan Kaya Raya, maka Benahi KASUR, DAPUR, SUMUR dan LEMBUR. Maksud falsafah “dapur, sumur, kasur dan lembur” adalah ajaran kepada kita agar memberikan khidmah (pelayanan) kepada Keluarga sebagai bentuk bakti, penghormatan dan cinta kasih suami-isteri (KASUR). Seiring dengan itu kita harus menata ekonomi keluarga dengan baik dan benar (DAPUR). Untuk itulah kita harus punya karya, usaha, atau pekerjaan (SUMUR). Namun demikian kita juga harus peduli kepada lingkungan (LEMBUR).
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al A'raaf : 96)
Jadi, Kunci kemakmuran suatu Negeri atau Keluarga adalah Penduduknya yg Beriman dan Bertakwa. Iman dan takwa adalah dasar bagi tegaknya segala urusan, lebih-lebih sesuatu yang berhubungan dengan urusan rumah tangga. Rumah tangga yang dibangun di atas landasan iman dan takwa biasanya minim konflik dan kalaupun ada, maka suami istri mampu menemukan jalan keluar yang mudah, tepat dan dengan cara yang elegan.
Komunikasi di antara pasangan suami istri terjadi secara harmonis, penerapan mu’asyaroh bil ma’ruf (berkomunikasi yang baik), saling memahami, menghargai, dan berempati menjadi kunci dalam berinteraksi di antara mereka. Keluarga yang harmonis adalah salah satu ciri dari keluarga sakinah. Keluarga model inilah yang telah banyak melahirkan generasi-generasi Sukses, Bahagia, Sejahtera dan Kaya Raya. (az).
Posting Komentar